Jumat 08 May 2020 20:17 WIB

Perasaan Paling Benar Pelaku Penembakan Masjid Norwegia

Pelaku penembakan masjid Norwegia merasa dirinya paling benar.

Rep: Febryan A/ Red: Nashih Nashrullah
Tersangka penembakan Masjid Al-Noor Islamic Center, Baerum, Ibu Kota Oslo, Norwegia menjalani persidangan perdananya, Senin (12/8).
Foto: Cornelius Poppen, NTB scanpix via AP
Tersangka penembakan Masjid Al-Noor Islamic Center, Baerum, Ibu Kota Oslo, Norwegia menjalani persidangan perdananya, Senin (12/8).

REPUBLIKA.CO.ID, OSLO – Philip Manshaus (22 tahun), pelaku pembunuhan terhadap saudari tirinya dan juga melakukan penyerangan masjid, menjalani sidang perdananya di Oslo, Norwegia, Kamis (7/5). 

Dalam persidangannya, ia menyebut penyerangan masjid itu sebagai tindakan "keadilan darurat" dan ia menyesal tidak menyebabkan lebih banyak kehancuran.  

Baca Juga

Kantor berita Norwegia, NTB, mengatakan, Manshaus membantah tuduhan pembunuhan dan teror yang dibacakan jaksa. 

Dia mengakui fakta kejadiannya tetapi membantah tuduhan jaksa sembari mengatakan bahwa dirinya menentang imigrasi warga non-Barat ke Norwegia.

Penyiar NRK mengatakan, Manshaus dalam kesaksiannya mengklaim bahwa ras kulit putih "akan berakhir sebagai minoritas di negara asal mereka sendiri". Ia juga mengkritik mereka yang "memeras sosialisme nasional". 

Dalam persidangannya, Manshaus menggambarkan aksinya membunuh saudari tirinya, Johanne Zhangjia Ihle-Hansen (17), yang diadopsi dari China sejak usia dua tahun. Pembunuhan itu berlangsung di rumah mereka di Baerum, pinggiran Oslo, pada 10 Agustus 2019 lalu. Manshaus menembakinya dengan senapan berburu sebanyak 4 kali, tiga di kepala dan satu di dada. 

Tak lama setelah itu, kata Manshaus, ia pergi ke masjid terdekat di mana terdapat tiga pria sedang mempersiapkan perayaan Idul Adha. Itu adalah Masjid Al-Noor Islamic Center di Baerum.  

Mengenakan helm yang dipasangi kamera video dan memakai rompi anti peluru, Manshaus mempersenjatai diri dengan senapan berburu dan shotgun. 

Ia menembakkan senjata berburunya empat kali ke pintu kaca masjid sebelum akhirnya berhasil dikalahkan oleh seorang pria di masjid saat itu, Muhammad Rafiq. 

Selama perkelahiannya dengan Rafiq, Manshaus sempat melepaskan dua tembakan lagi. Beruntung tidak mengenai Rafiq. Kendati demikian, Rafiq tetap terluka dalam perkelahian itu. Dalam kesaksiannya, Manshaus mengaku ingin membunuh Rafiq.  

"Saya melakukan semua yang saya bisa untuk melakukan serangan itu," katanya kepada pengadilan dilansir NZ Herald, Kamis. Akhirnya, dia ditangkap polisi dalam keadaan kelelahan usai berkelahi.  

Jaksa penuntut mengatakan, Manshaus telah bertindak "dengan niat untuk membunuh sebanyak mungkin Muslim".  

Dalam sidang perdananya itu, pengadilan memutarkan rekaman video dari kamera yang dipasang di helm Manshaus. Penyiar NRK mengatakan, video itu memperlihatkan bahwa Manshaus menembaki pintu masjid sebelum menendangnya agar terbuka. Lalu, tampak seorang lelaki tua, Rafiq, berjalan ke arah arahnya. Setelah itu Manshaus berteriak kepada Rafiq: "Anda seharusnya tidak pernah mengambil alih Norwegia."

Beberapa menit kemudian, ketika ia telah dikalahkan, Manshaus yang digeletakkan ke tanah mengerang dan memohon untuk dibunuh. Dengan kameranya menghadap langit, Manshaus berkata, "Aku tidak bisa berbuat apa-apa lagi. Aku setia kepada bangsaku."

Persidangan Manshaus bakal menghadirkan sekitar 30 saksi. Termasuk di antaranya orang-orang di masjid dan ayah Manshaus guna mendapatkan bukti-bukti.

Jika terbukti bersalah, Manshaus bisa dipenjara selama 21 tahun. Jaksa penuntut mengatakan akan mempertimbangkan pula hukuman dengan mengirimnya ke fasilitas mental yang aman selama ia dianggap berbahaya bagi orang lain.

Media Norwegia melaporkan bahwa Manshaus diilhami atau terinspirasi dari kasus Christchurch, Selandia Baru, pada Maret 2019 lalu. Kala itu, seorang pria bersenjata menargetkan dua masjid dan menewaskan 51 orang. 

Manshaus juga terinspirasi dari kasus di El Paso, Texas, pada Agustus 2019, di mana seorang penyerang menargetkan orang-orang Hispanik dan menewaskan 22 orang.

Rencana penyerang Manshaus dan rujukannya pada sosialisme nasional juga mengingatkan orang-orang terhadap ekstrimis sayap kanan Norwegia Anders Behring Breivik.

Breivik melakukan serangan bom dan penembakan yang menewaskan 77 orang pada 2011 lalu. Breivik, pria yang melakukan salam hormat Nazi (Nasional Sosialisme) di ruang pengadilan itu, akhirnya dijatuhi hukuman penjara 21 tahun.

 

 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement