REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA— Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kota Surabaya, Jawa Timur, memaklumi masih adanya ratusan masjid dan mushala yang mengadakan sholat Tarawih dan sholat Jumat di tengah pelaksanaan aturan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).
Ketua PCNU Surabaya, Achmad Muhibbin Zuhri, di Surabaya, Jumat (8/5), mengatakan sebenarnya sudah banyak masjid dan mushala yang mengikuti seruan atau imbauan ulama, termasuk dari NU dan pemerintah selama pelaksanaan PSBB.
"Kita bisa memaklumi. Kan ada orang masih berat, sesuatu yang sudah menjadi inhern dalam kebiasaan hidup sehari-hari, tiba-tiba harus dihentikan. Itu suatu shock dan ini harus ditangani secara persuasif," katanya.
Berdasar data Kementerian Agama (Kemenag) ada sekitar 290 dari 2.504 masjid dan mushala di Surabaya yang melaksanakan ibadah sholat Tarawih di tengah pemberlakuan PSBB. Sedangkan sekitar 96 masjid di Surabaya yang masih melaksanakan sholat Jumat (8/5).
Muhibbin berharap petugas Bhayangkara Pembina Keamanan dan Ketertiban Masyarakat (Bhabinkamtibmas) dan pihak kelurahan lebih aktif melakukan pendekatan. "Untuk penyadaran ini, lanjut dia, bukan hal yang mudah, tapi tetap harus kita lakukan bersama-sama," katanya.
Selain itu, lanjut dia, yang terpenting lagi dari semua itu, Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya harus menginstruksikan kepada semua warga Kota Pahlawan itu untuk berdoa dan bertobat kepada Allah SWT. "Kemenangan rakyat Surabaya dalam perang 10 November itu berkat kekuatan doa dan ikhtiar," katanya.