Jumat 08 May 2020 21:07 WIB

Mengapa Virus Sulit untuk Dimatikan? (3-Habis)

Virus akan terus menjadi ancaman bagi manusia sepanjang sejarah.

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Reiny Dwinanda
Virus corona (ilustrasi). Virus akan terus menjadi ancaman bagi manusia karena sulit untuk ditumpas.
Foto: www.freepik.com
Virus corona (ilustrasi). Virus akan terus menjadi ancaman bagi manusia karena sulit untuk ditumpas.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kemampuan virus untuk menghindari deteksi adalah alasan lain mengapa penyakit yang ditimbulkannya sulit diobati dengan obat-obatan. Dr Adam Lauring,  profesor mikrobiologi dan imunologi di University of Michigan di Ann Arbor, AS, mengatakan, semakin awal orang mendapatkan obat, semakin baik.

"Tetapi, pada saat seseorang datang ke klinik, virusnya sebetulnya sudah tumbuh banyak, sehingga obat dapat memperlambat virus, tetapi mungkin sudah terlambat untuk menghentikan kerusakan pada saat itu," kata Lauring.

Baca Juga

Obat antivirus juga menantang untuk dikembangkan, karena mereka perlu bekerja sangat khusus untuk memerangi virus tertentu. Itu berbeda dengan antibiotik, yang dapat mengobati berbagai infeksi bakteri.

"Ciri-ciri yang menjadi sasaran antibiotik dinding sel atau lapisan pelindung bakteri - hal-hal itu sama untuk berbagai jenis bakteri," kata Glaunsinger. 

"Itu sebabnya kita bisa menghasilkan obat seperti penisilin yang tidak bekerja bukan saja untuk melawan satu bakteri," jelasnya.

Tetapi karena virus membajak sel manusia, obat antivirus tidak dapat dengan mudah menargetkan fitur yang sama tanpa melakukan lebih banyak kerusakan pada inang. Virus juga lebih bervariasi, sehingga bahkan patogen yang terkait erat, seperti virus corona baru dan corona yang menyebabkan sindrom pernapasan akut parah (SARS), tidak selalu menanggapi pengobatan yang sama.

Demikian pula obat yang digunakan untuk mengobati virus herpes simpleks tidak efektif terhadap virus herpes lainnya. Mengingat virus memiliki "kunci" berbeda untuk membobol sel, ada lebih sedikit target umum untuk obat untuk memblokir infeksi.

Bahkan ketika obat antivirus tersedia untuk beberapa virus, mereka tidak pasti menyembuhkan infeksi. Obat-obatan yang digunakan untuk mengobati HIV, misalnya, efektif untuk menekan replikasi virus, tetapi tidak memberantasnya. 

Influenza musiman memang dapat diobati dengan obat antivirus yang disebut Tamiflu, yang dapat membantu mempersingkat lamanya penyakit. Tetapi, lazim jika virus masih dapat terdeteksi, bahkan setelah seorang pasien pulih.

Mungkin satu-satunya virus yang benar-benar dapat disembuhkan dengan obat adalah hepatitis C, menurut Rice. Virus tersebut bisa diberantas dengan obat.

Ketahanan virus inilah yang membuatnya menjadi ancaman sepanjang sejarah, dari pandemi flu hingga wabah Ebola. Dan, kemampuan mereka untuk berevolusi dengan cepat, dikombinasikan dengan tantangan mengembangkan perawatan dan penyembuhan, akan memastikan bahwa mereka tetap menjadi ancaman yang signifikan.

 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement