Sabtu 09 May 2020 07:23 WIB

Jenazah Muslimah India Dikremasi Secara Hindu

Prosesi kremasi jenazah muslimah India dinilai unik sekaligus miris.

Rep: Imas Damayanti/ Red: Muhammad Hafil
Jenazah Muslimah India Dikremasi Secara Hindu. Foto Ilustrasi: Kremasi jenazah
Foto: Antara
Jenazah Muslimah India Dikremasi Secara Hindu. Foto Ilustrasi: Kremasi jenazah

REPUBLIKA.CO.ID, BITHMARA -- Jenazah Muslimah, Phuli Devi (80 tahun), dikremasi secara Hindu. Ritual terakhir jenazah tersebut dilakukan di Desa Bithmara, pada Jumat (8/5). 

Dilansir di Hindustan Times, Sabtu (9/5), prosesi pengurusan jenazah Bithmara tersebut bisa dibilang unik sekaligus miris. Sebab pihak keluarga yang juga beragama Muslim, Majid Khan, mengatakan bahwa Phuli termasuk dalam komunitas Kasta Terdaftar dan sebelum leluhur mereka yang memeluk Islam selama pemerintahan Mughal. Mereka, kata Khan merupakan orang Hindu.

Baca Juga

“Tidak ada tekanan pada kami atau ketegangan di desa. Kami mendapat dukungan penuh dari penduduk desa ketika kami memutuskan untuk mengkremasi Phuli,” kata Khan. 

Putra almarhum Satbir Singh mengatakan bahwa sebelumnya keluarga mereka biasanya mengikuti aturan pemakaman. Sejak lama mereka tinggal bersama keluarga Hindu dan berusaha menjaga persaudaraan, salah satu bentuknya adalah dengan ritual prosesi pemakaman jenazah yang mengikuti tradisi agama Hindu.

“Sejak awal, kami telah tinggal bersama keluarga Hindu di desa dan menjaga persaudaraan dan kedamaian dengan mereka. Mengremasi ibuku sesuai ritual Hindu adalah keputusan kami dan kami juga mendapat dukungan dari orang lain. Tidak ada seorang pun dari komunitas mana pun yang mengancam kami untuk melakukannya dan langkah itu diambil tanpa tekanan dari luar," tambah Singh.

Wakil Komisaris Hisar Priyanka Soni mengatakan, ritual penghormatan terakhir kepada jenazah Phuli Devi dilakukan sesuai dengan ritual Hindu. Tidak ada tekanan pada keluarga dan para anggotanya tidak masuk agama Hindu.

"Ada keharmonisan di desa ini,” pungkasnya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement