REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) mendorong para promotor event memiliki Standar Operasi Prosedur (SOP) dalam penyelenggaraan kegiatan. SOP baru adalah untuk mempersiapkan gelaran acara di kondisi new normal maupun pascapandemi Covid-19.
Deputi Bidang Produk Wisata dan Penyelenggaraan Kegiatan (Events) Kemenparekraf Rizki Handayani Mustafa dalam keterangannya, Sabtu (9/5), menjelaskan pentingnya penyiapan SOP baru bagi promotor event sejak saat ini. Tujuannya untuk mengantisipasi permintaan penyelenggaraan acara dalam kondisi normal yang baru.
“Industri penyelenggara acara merupakan industri yang paling terdampak dibandingkan industri lain karena sifatnya yang mengumpulkan banyak orang. Pascapandemi atau memasuki masa new normal, SOP baru dalam dunia event harus dirumuskan dan diterapkan, khususnya hal tentang kesehatan dan higienitas,” katanya.
Ia berbicara dalam pertemuan daring dengan beberapa promotor acara di Indonesia pada Kamis (7/5). Dalam pertemuan tersebut, hadir beberapa promotor kegiatan di Indonesia seperti Dino Hamid (Berlian Entertainment), Shiba Nadhila (MCP), Anas Alimi (Rajawali Indonesia), Emil Mahyudin (Nada Promotama), Kenny Harjani dan Harry Sudarma (PK Entertainment), Sintorini Purwastiti (Java Bass), Anton Wirjono (Brightspot), Lenny Tedja (Jakarta Fashion Week), dan Sveda.
Rizki Handayani menjelaskan pada 2021 ketika diproyeksikan pandemi berakhir, semua berharap agar para promotor dapat mendatangkan ajang internasional dan mempromosikan acara di dalam negeri untuk menarik wisatawan mancanegara berkunjung. Namun, kata Rizki, SOP baru dalam dunia event tersebut harus dirumuskan dan diterapkan, khususnya terkait pola menjaga kesehatan dan higienitas. Ia mencontohkan Singapura yang akan menerapkan SOP baru dalam hal penyelenggaraan acara mereka dengan mengurangi jumlah pengunjung sebanyak 50 persen dari total kapasitas tempat.
“Saat ini Singapura memberlakukan kampanye SG Clean sebagai komitmen nyata pemerintah dan warganya untuk menjaga kebersihan destinasi wisata dan tempat umumnya. Tidak ada salahnya bila kita mengadopsi dan mengadaptasi apa yang dilakukan Singapura dalam menjalankan SOP dengan baik,” ujarnya.
Kemenparekraf, lanjut Rizki Handayani, juga mendorong promotor untuk bersama-sama membuat Roadmap Event 2021-2024 di Indonesia, serta membuat daftar kegiatan internasional yang berpotensi untuk diselenggarakan di Indonesia. Diharapkan pasar event tersebut adalah pasar internasional atau paling tidak Asia Tenggara.
“Agar jalannya event dengan pasar yang sama tidak bersamaan, termasuk di dalamnya adalah penjadwalan, promosi luar negeri, promosi dalam negeri, dan seterusnya. Pada kuartal IV diharapkan baru akan dimulai semua kampanye terkait dengan kesiapan industri event menghadapi new normal sehingga masyarakat tertarik,” katanya.