Sabtu 09 May 2020 21:00 WIB

Tiga Pengaruh Zikrullah bagi Kehidupan

Zikrullah dapat membersihkan karat hati dalam diri seorang Mukmin

Sejumlah jemaah saat zikrullah dalam rangka muhasabah akhir tahun pada gelaran Festival Republik dan Dzikir Nasional 2019 di Masjid Agung At-Tin, Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta.
Foto: Thoudy Badai_Republika
Sejumlah jemaah saat zikrullah dalam rangka muhasabah akhir tahun pada gelaran Festival Republik dan Dzikir Nasional 2019 di Masjid Agung At-Tin, Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Seorang lelaki pernah bertanya kepada Nabi Muhammad SAW, "Wahai Rasulullah, sesungguhnya syariat-syariat Islam terasa banyak atasku. Maka, beri tahukanlah kepadaku tentang sesuatu amalan yang bila aku selalu melakukannya, maka aku akan masuk surga."

Nabi SAW bersabda, "Hendaknya lisanmu selalu basah dengan zikrullah (zikir kepada Allah)" (HR Ahmad).

Baca Juga

Hadis itu menegaskan tentang faedah berzikir. Di antara pengaruh zikrullah dalam kehidupan seorang Muslim adalah sebagai berikut.

Pertama, zikir itu membersihkan karat hati. Hati seorang Mukmin akan merasa teraniaya dengan kelalaian diri dari Allah SWT. Hati menjadi bersih karena zikir. Barangsiapa yang setiap waktunya dipenuhi dengan kelalaian, berarti hatinya berkarat. Ia melihat kebatilan sebagai suatu kebenaran; melihat kebenaran dalam bentuk kebatilan. Karat hati ini hanya dapat disingkirkan dengan berzikir.

Kedua, zikir itu mengusir setan. Makhluk itu senantiasa mengganggu manusia agar kurang ketaatannya kepada Allah. Setan membuat manusia cenderung pada perbuatan maksiat. Apabila seorang hamba mengingat Allah, setan akan bersembunyi. Oleh karena itu, setan disebut Allah sebagai "Yang membisikkan kejahatan dan biasa bersembunyi."

Allah berfirman: "Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa bila mereka ditimpa wawasan dari syaitan, mereka ingat kepada Allah, maka dekat itu juga mereka melihat kesalahan-kesalahannya". (QS Al A'raaf: 201).

Ketiga, zikirullah menjadi penyebab perhatian Allah. Sebagaimana firman-Nya, artinya, "Ingatlah kamu sekalian kepada-Ku, niscaya Aku akan mengingatmu"(QS al-Baqarah: 152).

Rasulullah SAW meriwayatkan hadis qudsi dari Tuhannya bahwa Dia berkata: "Aku seperti praduga hambaKu terhadap-Ku, dan Aku bersamanya apabila ia menyebut/mengingat-Ku. Bila ia mengingat-Ku dalam dirinya, Aku mengingatnya dalam Diri-Ku. Dan apabila mengingat-Ku di tengah orang banyak, Aku akan mengingatnya di tengah orang banyak yang lebih baik" (HR Bukhari & Muslim).

Orang yang mengingat Allah memiliki hati yang tenang, jiwa yang tentram, keadaan nyaman, bahagia dalam hidup. Sedangkan orang yang lupa dari Allah SWT akan gelisah, labil, bersedih dan sengsara.

sumber : Hikmah Republika oleh Achmad Satori Ismail
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement