REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mencintai Rasulullah pada hakikatnya merupakan cinta kepada Allah SWT. Allah berfirman, yang artinya, "Katakanlah, 'Jika kamu mencintai Allah, ikutilah aku (Muhammad), niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu.' Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang" (QS. 3: 31).
Dalam suatu hadis, Anas bin Malik menceritakan bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Tidaklah beriman seseorang di antara kalian, sehingga aku lebih ia cintai dari keluarganya, hartanya, dan dari semua manusia" (HR Muslim).
Mencintai Nabi Muhammad SAW dapat dilakukan setidaknya melalui dua cara. Pertama, meneledani sikap dan perilakunya serta taat kepada perintahnya.
Allah menjelaskan bahwa Rasulullah adalah suri teladan yang baik bagi umat manusia (QS. 33: 21). Karenanya, sebagai salah satu wujud kecintaan kepadanya kita wajib melaksanakan perintahnya, menjauhi larangannya, dan meneladaninya.
Cara kedua, selalu merindukan dan mengingat beliau shalallahu 'alaihi wasallam.
Orang yang merindukan Rasulullah akan selalu berusaha mengerjakan amalan-amalan yang beliau contohkan agar kelak dapat mendekatkan posisinya dengan Rasulullah.
Dan, seorang yang mencintai Rasulullah akan senantiasa mengingatnya dalam setiap aktivitasnya dan selalu membaca shalawat atasnya. Mengenai bershalawat atas Nabi, Allah memerintahkan, "Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya" (QS. 33: 56).