Ahad 10 May 2020 10:38 WIB

China Sesali AS Ubah Sikap di Resolusi PBB terkait Pandemi

PBB meminta seluruh dunia menggelar gencatan senjata dan fokus menyelesaikan pandemi.

Rep: Lintar Satria/ Red: Friska Yolandha
Logo PBB (ilustrasi). Diplomat China mengatakan China dan Amerika Serikat (AS) mendukung rancangan resolusi Dewan Keamanan PBB untuk mengatasi pandemi virus corona. Diplomat itu mengatakan China 'terkejut dan menyesali' perubahan sikap Washington.
Foto: VOA
Logo PBB (ilustrasi). Diplomat China mengatakan China dan Amerika Serikat (AS) mendukung rancangan resolusi Dewan Keamanan PBB untuk mengatasi pandemi virus corona. Diplomat itu mengatakan China 'terkejut dan menyesali' perubahan sikap Washington.

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Diplomat China mengatakan China dan Amerika Serikat (AS) mendukung rancangan resolusi Dewan Keamanan PBB untuk mengatasi pandemi virus corona. Diplomat itu mengatakan China 'terkejut dan menyesali' perubahan sikap Washington.

Seorang diplomat AS membantah pernyataan tersebut. Ia mengatakan AS menyetujui teks rancangan resolusi tersebut sama sekali.

Baca Juga

Lebih dari enam pekan 15 anggota DK PBB mencoba meraih kesepakatan dalam teks yang bertujuan mendukung seruan Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres pada 23 Maret lalu. Guterres meminta konflik di seluruh dunia untuk menggelar gencatan senjata sehingga dunia dapat fokus menghadapi pandemi virus corona.

Namun perundingan itu dihalangi perselisihan antara China AS mengenai Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Diplomat China mengatakan AS tidak ingin WHO disebutkan dalam teks tersebut sementara China bersikeras ingin memasukkannya. Sementara anggota lain melihat memasukan atau tidak memasukan WHO dalam rancangan itu adalah isu kecil.

Washington menahan dana untuk WHO setelah Presiden AS Donald Trump menuduh organisasi itu terlalu mendukung China dengan menyebutnya 'China-centric'. Bagi Trump, WHO mempromosikan disinformasi yang disebarkan China mengenai wabah virus korona.

WHO membantah keras tuduhan Trump itu. Berdasarkan rancangan terbaru resolusi Prancis-Tunisia dan pernyataan para diplomat tampaknya Dewan Keamanan akan meraih kesepakatan pada Kamis (14/5).

Dalam teks terbaru rancangan resolusi tersebut tidak menyebutkan nama WHO tapi hanya 'badan kesehatan khusus'. WHO satu-satunya organisasi yang memenuhi kriteria itu. Diplomat China mengatakan AS kembali menolak rancangan tersebut karena terang-terangan merujuk pada WHO.

"Amerika Serikat telah setuju untuk berkompromi dan perubahan posisi AS mengejutkan dan cukup disesali," kata diplomat Cina yang tidak disebutkan namanya, Ahad (10/5).

Seorang diplomat AS yang juga tidak disebutkan namanya mengatakan AS belum menyetujui teks rancangan resolusi itu. Ia menambahkan pada Kamis (7/5) Misi AS di PBB telah mengirim teks tersebut ke Washington untuk ditinjau. 

Kedua diplomat itu mengatakan selama negosiasi China dan AS sama-sama mengancam akan menggunakan hak veto dalam isu memasukan WHO atau tidak dalam rancangan resolusi pandami virus corona. Agar bisa lolos resolusi itu membutuhkan sembilan suara dan tidak diveto Prancis, Rusia, Inggris, AS dan China.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement