Ahad 10 May 2020 12:20 WIB

Gereja Terlambat Ditutup, Pendeta Rusia Jadi Korban Covid-19

Gereja di Rusia tetap buka hingga pertengahan April yang membuat penyebaran Covid-19.

Rep: Lintar Satria/ Red: Nur Aini
Suasana kota Moskow, Rusia yang sepi saat pandemi Covid-19 merebak, ilustrasi
Foto: AP Photo/Pavel Golovkin
Suasana kota Moskow, Rusia yang sepi saat pandemi Covid-19 merebak, ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Andrei Molchanov menjadi salah satu pendeta Gereja Ortodoks yang meninggal karena virus corona di Rusia. Ia dimakamkan putrinya pada Sabtu (10/5) yang menyesali terlambatnya gereja tempat Molchanov melayani ditutup.

Pada akhir Maret lalu, kepala Gereja Ortodoks Rusia Patriark Kirill meminta jemaat untuk berdoa di rumah. Namun, kebijakan karantina nasional pemerintah Rusia yang menutup restoran dan toko serta meminta warga tetap tinggal di rumah tidak memerintahkan gereja ditutup.

Baca Juga

"Saya percaya di atas segalanya kami harusnya menutup gereja-gereja, bersamaan dengan restoran dan tempat lain," kata Anastasia Molchanova, putri pendeta Molchanov, Sabtu (10/5).

Walaupun paroki sudah menyerukan jemaat untuk berdoa di rumah, tapi sebagian besar gereja di Moskow termasuk gereja Molchanov tetap buka hingga pertengahan April. Hingga akhirnya badan pengawas kesehatan konsumen pemerintah Rusia mengeluarkan perintah gereja ditutup.

Badan pengawasan kesehatan konsumen dan Gereja Ortodoks Rusia tidak menanggapi permintaan komentar. Berdasarkan catatan Orthodoxy and the World, setidaknya sudah 11 pendeta Ortodoks Rusia yang meninggal dunia sejak wabah virus corona merebak.

Sebagian besar pendeta yang meninggal, melayani di gereja di Moskow. Setengah dari 198.676 kasus infeksi di Rusia terjadi di ibu kota. Media Rusia mengatakan banyak pendeta yang terinfeksi virus corona.

Molchanov merasa sakit tidak lama setelah memimpin Misa Paskah yang ia gelar secara online di gereja yang kosong. Tidak lama ia dinyatakan positif Covid-19.

Pendeta 54 tahun itu meninggal dunia pada 3 Mei saat dirawat sebagai pasien Covid-19.  Anastasia Molchanova mengatakan beberapa anggota gereja dan istri Molchanov mengalami sesak napas dan gejala Covid-19.

Putri Molchanov mengatakan saat ini, ia merawat ibunya yang sedang sakit. Tapi yang dapat ia lakukan hanya membawa kebutuhan pokok di depan pintunya.

"Ini hal yang tersulit, semua orang dikarantina, tidak ada yang memberi pelukan, saya bahkan tidak bisa memeluk ibu saya," katanya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement