Ahad 10 May 2020 12:34 WIB

Enam Orang Tewas Saat Demo Bantuan Covid-19 di Afghanistan

Pembagian bantuan makanan pandemi Covid-19 di Afghanistan dinilai tak adil.

Red: Nur Aini
Tentara Angkatan Darat Afghanistan berjaga di pangkalan militer 207 zafar corps selama bulan suci Ramadhan di tengah masa lockdown akibat pandemi coronavirus COVID-19 yang sedang berlangsung di Herat, Afghanistan, Kamis (7/5).
Foto: EPA-EFE/JALIL REZAYEE
Tentara Angkatan Darat Afghanistan berjaga di pangkalan militer 207 zafar corps selama bulan suci Ramadhan di tengah masa lockdown akibat pandemi coronavirus COVID-19 yang sedang berlangsung di Herat, Afghanistan, Kamis (7/5).

REPUBLIKA.CO.ID, KABUL -- Sedikitnya enam orang tewas saat terjadi bentrokan antara demonstran dengan polisi di Provinsi Ghor, Afghanistan,Sabtu (9/5). Demonstrasi dilakukan karena pembagian bantuan makanan dinilai tak adil selama pandemi Covid-19.

Menurut juru bicara Kementerian Dalam Negeri Tariq Arian, empat warga sipil dan dua petugas polisi tewas dalam insiden tersebut.

Baca Juga

"Tim dari Kabul akan diterjunkan untuk menyelidiki insiden hari ini secara komprehensif," katanya. Ia menambahkan bahwa sepuluh petugas polisi dan sembilan warga sipil terluka.

Anggota parlemen asal Ghor, Gulzaman Nayeb, mengatakan bahwa tujuh orang tewas dan belasan orang lainnya mengalami luka akibat bentrokan, yang dipicu oleh ketidakpuasan soal pembagian bantuan yang diduga menguntungkan orang-orang dengan koneksi politik. Polisi melepaskan tembakan, setelah sekitar 300 pemrotes melempar batu, mulai menembakkan senjata dan berupaya menerobos kediaman gubernur.

Juru bicara gubernur Provinsi Ghor, Mohammad Arif Aber mengatakan, dua orang tewas dan lima lainnya terluka. Ia membantah bantuan tersebut dibagikan secara tak merata.

Salah satu korban tewas adalah Ahmad Naveed Khan, relawan penyiar radio yang sedang duduk di dekat toko miliknya dan terkena peluru di bagian kepala, menurut Direktur Eksekutif Pusat Jurnalis Afghanistan, Ahmad Quraishi.

Komisi HAM Independen Afghanistan (AIHRC) sedang menyelidiki "laporan mengerikan tentang polisi yang menembaki demonstran," kata ketua Shaharzad Akbar di Twitter.

Kelompok Amnesty International juga menyerukan penyelidikan independen terhadap penggunaan kekuatan oleh polisi. Pemerintah sedang membagikan bantuan makanan di seluruh wilayah saat pembatasan yang diberlakukan akibat pandemi Covid-19 menyebabkan banyak kehilangan pekerjaan dan kenaikan harga sembako.

Akbar mengatakan kepada Reuters pekan ini bahwa komisi tersebut dibanjiri aduan masyarakat, yang mengatakan bantuan dibagikan secara tak adil.

"Kami banyak mendengar komplain dari masyarakat bahwa orang-orang yang menerima bantuan terbatas adalah orang-orang yang sangat tidak layak untuk mendapatkannya, mereka memiliki koneksi dengan otoritas setempat atau pejabat setempat," katanya.

Hingga kini, Afghanistan telah melaporkan 4.033 kasus Covid-19 dengan 115 kematian.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement