Ahad 10 May 2020 14:07 WIB

Petani Bantul Berupaya Tetap Produktif di Tengah Pandemi

BPPSDMP melakukan pendampingan ke petani di Desa Argodadi, Sedayu, Bantul.

Petani menggarap ladang di Bantul, DIY (ilustrasi)
Foto: Antara/Hendra Nurdiyansyah
Petani menggarap ladang di Bantul, DIY (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, BANTUL -- Dalam kondisi darurat pencegahan penularan penyakit virus corona (Covid-19), petani di wilayah bagian barat Kostratani Badan Penyuluhan dan Pengembangan (BPP) Sedayu Kabupaten Bantul tetap berupaya produktif.

Kepala Badan Penyuluhan Pertanian (BPPSDMP) Dedi Nursyamsi menambahkan tugas pertanian di saat pandemi harus lebih giat dan tetap produktif. 

"Para penyuluh tetap harus aktif dan produktif mendampingi petani agar proses budidaya di lahan masing-masing dan pemrosesannya berjalan dengan baik. Jangan sampai ada pangan yang tertahan," kata Dedi, Ahad (10/5).

Menindaklanjuti program utama Kementerian Pertanian, Polbangtan Yogyakarta Magelang sebagai UPT Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) menindaklanjuti program tersebut dengan melakukan pendampingan ke petani di Desa Argodadi, Sedayu, Bantul. 

"Mereka gigih dan bersemangat  mengantisipasi datangnya musim kemarau dengan melaksanakan sistem Culik, yaitu memanen padi di sebagian kecil lahan untuk membuat pembibitan  pada areal yang masih dalam periode pemasakan bulir (sebagian bulir padi mulai menguning--Red)," ujar salah satu dosen Polbangtan Yogyakarta Magelang Kampus Yogyakarta, Heriyanto.

Maksud penerapan sistem Culik adalah melakukan pembibitan lebih awal  sehingga setelah bulir padi masak dan dipanen  dapat segera dilakukan pengolahan tanah  dan tanam bibit. Dengan demikian  waktu tanam dapat dimajukan  15- 20 hari  sehingga  masih cukup tersedia air untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman.  

Hamparan padi yang mulai menguning  dan menerapkan sistem Culik meliputi dua desa  seluas 480 hektare dengan  prediksi  produktivitas 7,0 ton per hektare pada musim panen bulan mei 2020, sehingga dapat memberikan kontribusi ketersediaan pangan Indonesia.

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, sebelumnya mengatakan pangan merupakan kebutuhan dasar manusia yang tidak bisa terhenti. Begitu juga kegiatan olah tanah dan olah tanam. Sehingga, panen oleh petani yang didampingi penyuluh harus tetap berlangsung ditengah pandemi Covid 19 ini. 

"Kostratani sangat tepat dalam mengantisipasi dan mengamankan stok pangan saat ini walau di tengah wabah. Pertanian tidak boleh berhenti," kata Syahrul.

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement