REPUBLIKA.CO.ID, NEW SOUTH WALES -- Negara bagian terbesar Australia, New South Wales, akan membuka kembali kafe dan restoran serta taman bermain dan kolam renang pada 15 Mei. Hal itu karena pengujian secara luas menunjukkan penyebaran virus corona telah melambat tajam.
New South Wales merupakan wilayah yang paling parah terdampak virus corona dengan cakupan 45 persen dari total kasus terkonfirmasi dan kematian di seluruh Australia. Namun, negara bagian itu telah mencatat hanya dua kasus pada Sabtu (9/5) dari 10.000 orang yang dites. Perkemabangan itu membuka jalan bagi pelonggaran aturan karantina wilayah secara hati-hati.
"Hanya karena kita melonggarkan pembatasan bukan berarti virus menjadi kurang mematikan atau kurang menjadi ancaman. Semua itu berarti kita telah melakukannya dengan baik sampai saat ini," kata Perdana Menteri New South Wales Gladys Berejiklian kepada wartawan, Ahad (10/5).
Mulai 15 Mei 2020, otoritas setempat akan mengizinkan kafe dan restoran untuk menampung hingga 10 pengunjung sekaligus dan rumah tangga untuk menerima kunjungan lima orang. Taman bermain dan kolam renang juga diizinkan dibuka kembali, tetapi dengan batasan ketat.
Kebijakan itu sesuai dengan tiga langkah pelonggaran penguncian yang ditetapkan pemerintah Australia, yang menargetkan satu juta orang kembali bekerja pada Juli. Tempat ibadah di New South Wales juga akan dibuka kembali, maksimal bagi 10 orang pada Jumat pekan depan. Acara pernikahan, yang sebelumnya hanya terbatas untuk dua tamu, dimungkinkan dihadiri oleh 10 tamu. Acara pemakaman dibolehkan dihadiri oleh 20 pelayat.
Negara bagian itu sebelumnya mengumumkan sekolah dibuka kembali mulai Senin (11/5), tetapi mengizinkan siswa ke sekolah hanya sekali dalam seminggu. Tanpa menjelaskan kerangka waktu lebih lanjut, Berejiklian menyebut upaya membuka kembali perekonomian akan bergantung pada data tentang tingkat infeksi, termasuk pengamatan atas dampak pembukaan kembali sekolah.
"Kami terus melakukan pendekatan yang hati-hati di New South Wales, tetapi juga pendekatan yang memiliki fokus pada pekerjaan dan ekonomi, karena kita tidak dapat terus hidup seperti ini hingga tahun depan atau sampai ada vaksin," kata Berejiklian.