REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Liga Primer Inggris dilaporkan sedang mempertimbangkan untuk memungkinkan kamera masuk ke ruang ganti demi memungkinkan akses yang lebih besar. Hal ini merupakan kompensasi yang diminta oleh pemegang hak siar sebagai ganti kompetisi yang sempat ditunda.
Mereka ingin membentuk Kelompok Penasihat Klub dalam meningkatkan Produk Siaran. Setelah pertemuan pekan lalu, kelompok itu mendiskusikan sejumlah permintaan dari dua pemegang hak domestik utama Sky Sports dan BT Sport.
Mengutip dari Mirror, Daily Mail melaporkan, selain menempatkan kamera di ruang ganti, ide untuk mengadakan wawancara paruh waktu juga dimungkinkan. Klub akan membahas proposal tersebut tetapi pemilik Sky, Comcast, dianggap tertarik pada gagasan tersebut setelah melihatnya bekerja dengan baik di olahraga Amerika.
Di sisi lain, penyiar juga harus mempertimbangkan peringatan dari OFCOM seputar bahasa kotor. Jika kompetisi dilanjutkan, mereka cenderung digelar secara tertutup yang berarti suara pemain akan jauh lebih keras dari biasanya.
Tak akan ada lagi kerumunan keramaian yang biasanya menenggelamkan suara pemain yang bersumpah serapah di lapangan. Liga Primer juga menghadapi tentangan dari beberapa klub papan atas atas rencana mereka untuk bermain di tempat netral.
Watford adalah yang terbaru untuk meningkatkan kepedulian terhadap langkah tersebut di tengah saran yang membahayakan integritas kompetisi.
"Saya, tentu saja, benar-benar menerima bahwa kami tidak dapat memiliki pendukung di stadion," Kepala eksekutif Watford, Scott Duxbury mengatakan di The Times. "Itu tak perlu dikatakan dalam situasi sekarang. Namun, kami sekarang diberitahu bahwa kami tidak bisa memainkan pertandingan kandang kami yang tersisa di Vicarage Road dan keakraban serta keuntungan yang dihasilkannya," jelasnya.