REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto tak mau terlena dengan jumlah pasien Covid-19 di Kota Bogor yang terus mengalami penurunan. Secara tegas, Bima menyatakan, situasi masih darurat.
"Memang ada tren melandai, tapi saya tidak mau terburu-terburu tetap anggap situasinya masih darurat belum selesai pembatasan sosial berskala Besar (PSBB)," kata Bima di Kota Bogor, Ahad (10/5).
Bima menyatakan, Pemeritah Kota (Pemkot) Bogor masih memberlakukan PSBB hingga 12 Mei 2020. Oleh karena itu, Pemkot Bogor tak ingin sedikitpun mengendurkan aturan PSBB. Apalagi jelang hari raya Idhul Fitri.
"Tidak ada sama sekali (pengenduran aturan). Ini yang saya khawatirkan, karena menjelang lebran banyak yang menganggap (situasi) ini sepertii biasa masih banyak cita-cita lebaran mau ramai-ramai, tidak bisa," tegas dia.
Bima menyatakan, telah memerintahkan petugas Satpol-PP untuk mengedepankan langkah persuasif. Bila mendapati masih ada kantor maupun toko yang masih membuka layanan di luar delapan sektor yang dikecualikan dalam PSSB, Satpol-PP secepatnya mengambil tindakan.
"Toko-toko dimbau untuk tutup. Jika masih buka yang dikecualikan, tetap jaga jarak," kata dia.
Berdasarkan data Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bogor jumlah pasien terkonfirmasi positif Covid-19 mulai melandai. Pada Ahad (10/5), tercatat tidak ada penambahan pasien Covid-19.
Kepala Dinkes Kota Bogor, Sri Nowo Retno menuturkan pasien Covid-19 berjumlah 93 orang. Bahkan, terdapat penambahan satu pasien positif yang dinyatakan sembuh, menjadi 19 orang. "Pasien positif dalam perawatan berkurang 1 orang dari yang sebelumnya 61 menjadi 60 orang. Sedangkan jumlah pasien yang meninggal tetap, tidak ada penambahan," ucap Retno.