REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penerbangan repatriasi (pemulangan) warga negara Indonesia (WNI) di Bandara Soekarno-Hatta terus meningkat. Senior Manager Branch Communications and Legal Bandara Soekarno-Hatta Febri Toga mengatakan peningkatan akan terus terjadi hingga akhir Mei 2020.
"Hingga 31 Mei 2020 diperkirakan akan ada tambahan berkisar 7.500 hingga 10 ribu WNI yang tiba dengan penerbangan repatriasi," kata Febri, Ahad (11/5).
Dengan semakin meningkatnya penerbangan repatriasi WNI, Febri mengatakan stakeholder di Soekarno-Hatta melakukan peningkatan di berbagai aspek. Hal tetsebut dilakukan untuk mendukung Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) tetap menjalankan protokol kesehatan secara ketat.
Salah satu peningkatan untuk menjaga protokol kesehatan tetap dijalankan ketat antara lain diterapkannya konsep layanan first in, first out (FIFO) bagi penerbangan repatriasi yang baru mendarat. Dengan konsep FIFO, maka penumpang repatriasi yang lebih awal mendarat akan langsung turun dari pesawat untuk menjalani protokol kesehatan serta memproses kedatangan.
"Sementara itu, penumpang yang tiba belakangan akan turun dari pesawat dan diarahkan terlebih dahulu menuju holding room sebelum memproses kedatangan," jelas Febri.
Dia memastikan, konsep FIFO tersebut sudah dijalankan dan terbukti efektif karena pada Ahad (10/5) protokol kesehatan dan kedatangan dapat dijalankan lancar. Meskipun betitu, Febri mengakui sekitar seribu WNI dengan penerbangan repatriasi tiba hampir berbarengan di Terminal 3 Soekarno-Hatta.
Dia menambahkan, untuk titik antrean juga disediakan kursi bagi penumpang dengan tetap memperhatikan physical distancing. "Penerapan FIFO dan penggunaan kursi di titik antrian ini merupakan upaya Soekarno-Hatta dalam melakukan pola pengaturan sehingga physical distancing tetap terjaga," jelas Febri.
Sebelumnya, pada Ahad (10/5) sekitar seribu WNI tiba di Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta dengan penerbangan repatriasi dan pada Kamis (7/5) sebanyak 600 WNI. Jumlah penumpang tersebut meningkat dibandingkan dengan rata-rata satu hingga dia pekan sebelumnya yakni sekitar 300 hingga 400 WNI perhari yang tiba dengan penerbangan repatriasi.