Senin 11 May 2020 10:32 WIB

Selandia Laporkan Kasus Baru Corona Jelang Karantina Dibuka

Selandia Baru akan melonggarkan karantina nasional akibat corona mulai hari ini.

Rep: Lintar Satria/ Red: Nur Aini
Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern akan melonggarkan karantina nasional akibat virus corona, ilustrasi
Foto: EPA-EFE/Boris Jancic
Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern akan melonggarkan karantina nasional akibat virus corona, ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, WELLINGTON -- Selandia Baru melaporkan tiga kasus baru virus corona menjelang keputusan untuk melonggarkan karantina nasional diumumkan.

Setelah kasus infeksi terus menurun selama beberapa pekan terakhir, Selandia baru ingin menambah aktivitas bisnis dan rekreasi yang diizinkan. Negara Pasifik itu sudah ditutup selama lebih dari satu bulan.

Baca Juga

Karantina nasional 'level 4' mulai dilonggarkan pada 28 April. Selandia Baru tetap menerapkan langkah-langkah pembatasan sosial untuk mencegah penularan virus corona.

Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern diperkirakan akan mengumumkan keputusannya untuk melonggarkan karantina nasional dan menurunkannya ke level 2 pada Senin (11/5) ini. Jika dilonggarkan maka ritel, perjalanan dalam negeri, dan pertandingan olahraga dapat dimulai kembali. 

Sebelumnya, Ardern mengatakan jika karantina nasional diturunkan ke level 2 maka anak-anak dapat kembali sekolah dan karyawan dapat kembali ke kantor. Mal-mal, cafe, salon, dan bisnis jasa lainnya dapat kembali dibuka tapi perbatasan tetap ditutup kecuali bagi warga Selandia Baru yang ingin pulang.  

Dalam pernyataan Kementerian Kesehatan Selandia Baru mengumumkan tiga kasus baru infeksi virus corona. Dua kasus terjadi pada perawat rumah sakit dan satu kasus orang yang baru pulang dari luar negeri. Sehingga total kasus virus corona di Selandia Baru menjadi 1.147. Mereka menambahkan 93 kasus sudah terkonfirmasi dan kemungkinan sudah pulih.

Pemerintah Selandia Baru akan mengungkapkan anggaran tahunan pada Kamis (14/5). Mereka telah memperingatkan negara itu akan mengalami defisit fiskal selama bertahun-tahun sementara level utang naik di atas target yang diperkirakan sebelumnya karena banyak pengeluaran untuk mendukung perekonomian. 

sumber : Reuters
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement