Senin 11 May 2020 10:55 WIB

Jokowi Minta PCR Covid-19 Kemenristek Diproduksi Massal

Kemenristek kembangkan PCR test kit dan alat penting lain untuk Covid-19

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Esthi Maharani
Petugas merapikan wadah sampel dahak milik warga yang menjalani tes Polymerase Chain Reaction (PCR)
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Petugas merapikan wadah sampel dahak milik warga yang menjalani tes Polymerase Chain Reaction (PCR)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Kementerian Riset dan Teknologi/Badan Riset dan Inovasi Nasional telah berhasil mengembangkan sejumlah alat penting pemeriksaan virus corona, seperti PCR test kit, non-PCR diagnostic test, ventilator, serta mobile laboratorium biosafety level 2 (mobile BSL2).

Presiden Joko Widodo (Jokowi) pun menginstruksikan agar hasil riset dan inovasi tersebut bisa segera diproduksi secara massal. Hal ini disampaikan Jokowi saat membuka rapat terbatas percepatan penanganan pandemi covid 19 di Istana Merdeka, Senin (11/5).

“Saya juga menerima laporan dari Kementerian Ristek dan BRIN yang telah berhasil mengembangkan PCR test kit, non PCR diagnostic test, dan juga ventilator, serta mobile BSL 2. Saya minta inovasi-inovasi yang telah dilakukan ini mulai kita bisa produksi secara massal,” ucapnya.

Dengan produksi massal inovasi dalam negeri itu, ia pun berharap Indonesia tak lagi bergantung pada produk-produk impor dari negara lain. Jokowi menargetkan, alat-alat tersebut dapat diproduksi secara massal pada akhir Mei atau Juni.

“Kita harapkan nanti paling tidak akhir Mei atau awal Juni ini sudah bisa kita produksi,” kata dia.

Selain itu, Jokowi juga menyampaikan terdapat kemajuan yang cukup siginifikan dalam pengujian plasma yang rencananya akan dilakukan uji klinis berskala besar di beberapa rumah sakit. 

“Rencananya ini akan dilakukan uji klinis berskala besar di beberapa rumah sakit dan juga stem sel untuk menggantikan jaringan paru yang rusak,” tambah Jokowi.

Lebih lanjut, kemajuan signifikan juga terjadi pada penelitian genome sequencing. Ini merupakan tahapan penting dalam pemeriksaan virus corona untuk menemukan vaksin yang sesuai dengan kondisi Indonesia.

Presiden pun menginstruksikan agar seluruh hasil riset dan inovasi tersebut mendapat dukungan penuh pemerintah dan berbagai pihak.

“Saya minta tadi seluruh hasil riset dan inovasi didukung penuh. Proses-proses perizinannya dilakukan cepat dan dan juga disambungkan dengan industri, baik itu BUMN maupun swasta,” ucap dia.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement