REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Jajaran direktur PT Liga Indonesia Baru (LIB) meminta Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Luar Biasa digelar. Permintaan ini akibat keresahan jajaran direksi atas kinerja Direktur Utama PT LIB, Cucu Somantri, yang kerap membuat keputusan sepihak.
Komisaris PT Persib Bandung Bermartabat, Umuh Muchtar, angkat bicara mengenai polemik tersebut. Menurutnya, permasalahan tersebut harus diusut tuntas. Apalagi jika permasalahan tersebut merembet pada kompetisi Liga 1 dan Liga 2.
"Jangan bicara seperti itu seharusnya, prokontra selalu ada, adu domba selalu ada. Jangan-jangan setelah Pak Cucu, nanti merembet ke yang lain supaya tetap ada kekisruhan dan kembali ke zaman yang tidak jelas," kata Umuh, Ahad (10/5).
Umuh berharap kekisruhan PT LIB tidak merambat ke PSSI sebagai federasi sepak bola Indoonesia. Menurutnya, PSSI sedang dalam kepemimpinan yang baik di bawah M Iriawan. Sehingga perlu ada sinergi antara pihak yang terkait untuk segera menyelesaikan kekisruhan.
"Ini baru PSSI bisa bersama-sama dengan pemerintah. Solid dengan menpora, kita harus akui. Menpora juga bagus, saya juga memuji. Jadi bukan ikut campur Menpora, tapi sebagai pengawas. Mempora ini bijaksana dalam mengambil keputusan dan tidak sembarangan," kata Umuh.
Persib menjadi salah satu klub yang turut berpartisipasi untuk mendesak adanya RUPS Luar Biasa. Umuh mengakui pertemuan dalam bentuk apapun memang perlu dilakukan guna meluruskan permasalahan yang ada.
"Saya mau tahu juga, baiknya LIB mengundang dan komisaris mengumpul. Jadi jangan hanya mereka saja. Dengan semua klub. Jadi nanti klub bisa bicara dan klub nanti bisa beri masukan," tegas Umuh.
Menurut Umuh, pertemuan bisa dilakukan dengan berbagai cara. Bahkan jika terpaksa harus bertemu di tengah pandemi virus corona ini. "Insya Allah kalau ada pertemuan, saya kalau sibuk juga pasti akan hadir. Harus segera walaupun masih dalam covid-19, walaupun kumpul nanti ada jarak agar aman," katanya.