REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Antibodi virus corona dari pasien Covid-19 yang dinyatakan sembuh sedang diteliti sebagai terapi menjanjikan untuk mengatasi Covid-19. Studi terbaru mengungkapkan bahwa 99,8 persen pasien sembuh Covid-19 memiliki antibodi tersebut.
Antibodi adalah protein darah yang diproduksi oleh sistem imun untuk melawan "musuh" asing, seperti virus yang masuk ke dalam tubuh dan mungkin menyebabkan penyakit. Bila tetap ada di dalam tubuh, antibodi ini dapat melindungi tubuh dari serangan patogen yang sama di kemudian hari.
Seperti diungkapkan dalam jurnal Nature Medicine, tim peneliti China melakukan penelitian terhadap sampel darah dari 285 pasien Covid-19 dengan gejala berat di rumah sakit. Tim peneliti menemukan bahwa semua pasien memiliki antibodi terhadap SARS-CoV-2 dalam waktu dua hingga tiga pekan setelah gejala pertama muncul.
Dalam pekan pertama setelah gejala muncul, baru sekitar 40 persen pasien yang antibodinya sudah terbentuk. Jenis antibodi yang terbentuk adalah IgM, yaitu antibodi pertama yang diproduksi tubuh sebagai respons terhadap infeksi. Pada pekan kedua, persentase tersebut sudah meningkat menjadi 95 persen.
Pada sampel berbeda dari 69 orang, tim peneliti menemukan hampir semua pasien sudah memiliki antibodi terhadap SARS-CoV-2 dalam waktu 20 hari setelah gejala muncul. Dari 69 orang, hanya sepasang ibu-anak saja yang didapati tidak memiliki antibodi terhadap SARS-CoV-2.
Seperti dilansir Times Now News, temuan ini menunjukkan bahwa sistem imun dari orang yang terkena Covid-19 bisa mengenali virus SARS-CoV-2. Hal ini mengindikasikan bahwa orang-orang yang sudah terinfeksi bisa menghindari kemungkinan infeksi gelombang kedua dengan lebih baik.
Terlepas dari itu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan, belum ada bukti bahwa pasien sembuh Covid-19 yang memiliki antibodi pasti tak akan terkena infeksi lagi di kemudian hari. Antibodi dari pasien sembuh Covid-19 saat ini sedang diteliti untuk menjadi terapi Covid-19, salah satunya dalam bentuk terapi plasma konvalesen. Hingga saat ini, belum ada terapi dan vaksin spesifik yang dapat digunakan untuk melawan SARS-CoV-2, virus penyebab Covid-19.