Senin 11 May 2020 15:04 WIB

Menlu Jelaskan Pemulangan WNI Jamaah Tabligh di India

Pemulangan berkoordinasi dengan negara yang juga memiliki anggota Jamaah Tabligh.

Rep: Dessy Suciati Saputri / Red: Ratna Puspita
Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi
Foto: dok Kementerian Luar Negeri RI
Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi menyampaikan pemerintah masih terus menangani proses pemulangan WNI yang tergabung dalam Jamaah Tabligh di India. Upaya pemulangan ini akan dilakukan dengan berkoordinasi dengan sejumlah negara lainnya yang juga memiliki anggota Jamaah Tabligh di India.

Hal ini disampaikan Menlu Retno saat konferensi pers usai mengikuti rapat terbatas bersama Presiden Joko Widodo (Jokowi), Senin (11/5). “Kita terus berkoordinasi dengan negara-negara yang memiliki Jamaah Tabligh di India untuk penanganan Jamaah Tabligh Indonesia,” kata Retno.

Baca Juga

Menurut dia, anggota Jamaah Tabligh yang ada di India tersebut tak hanya berasal dari Indonesia. Mereka juga dari berbagai negara lainnya seperti Bangladesh, Malaysia, Kirgistan, dan Thailand yang memiliki anggota dalam jumlah yang cukup besar, yakni lebih dari 100 orang.

“Kami laporkan ke Presiden, pemerintah terus berusaha untuk menangani Jamaah Tabligh WNI di India,” kata Retno.

Sebelumnya, Juru Bicara Kemenlu Teuku Faizasyah menyebut saat ini terdapat 1.148 Jamaah Tabligh WNI yang berada di luar negeri. Dilaporkan, sebanyak 30 WNI Jamaah Tabligh di Pakistan pun dinyatakan positif terjangkit covid-19 dan 24 di antaranya telah sembuh.

Sedangkan 75 WNI Jamaah Tabligh di India juga dilaporkan positif terinfeksi corona dan 71 di antaranya dinyatakan telah pulih. “Sedangkan 1.043 lainnya dinyatakan sehat atau tidaknya hingga saat ini kami belum mendapatkan informasi ada di antara mereka yang terpapar,” kata Teuku.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement