Senin 11 May 2020 19:50 WIB

Umumkan Pensiun, Ini Curhat Pemain Senior Bima Perkasa

Frida Aris Susanto menyampaikan pengumuman pensiun dalam akun instagram

Rep: Fitrianto/ Red: Muhammad Akbar
Center Hangtuah Sumsel IM Frida Aris  Susanto (kiri) mencoba melepaskan tembakan di bawah penjagaan Juliano Gandhi dari NSH GMC GSBC Jakarta dalam laga di Sritex Arena, Solo, Ahad (1/3).
Foto: NBL Indonesia
Center Hangtuah Sumsel IM Frida Aris Susanto (kiri) mencoba melepaskan tembakan di bawah penjagaan Juliano Gandhi dari NSH GMC GSBC Jakarta dalam laga di Sritex Arena, Solo, Ahad (1/3).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Salah satu pemain basket senior tim Bima Perkasa Jogja, Frida Aris Susanto memutuskan pensiun dari basket profesional.

Mantan pemain Bhinneka ini menyampaikan pengumuman tersebut dalam akun instagram pribadinya. Kini, Frida kembali ke Blitar untuk menekuni usaha sendiri.

Frida termasuk pemain yang sudah malang melintang di basket Indonesia. Bahkan pernah bermain di tiga liga, yaitu IBL, NBL, dan terakhir IBL era baru. Kariernya dimulai pada tahun 2002 bersama klub Pelangi Blitar.

Ia pindah ke Solo dan bermain untuk klub Bhineka pada tahun 2004 hingga 2009. Saat Bhineka merger dengan Stadium, Frida pindah ke Jakarta. Dia bermain di Stadium dua musim (2009-2011).

Setelah dari Stadium, Frida melanjutkan karier di Jakarta. Ia bergabung dengan salah satu tim papan atas IBL, Satria Muda Jakarta (2011-2013). Setelah itu, ia pindah ke Hangtuah (2013-2016).

Usai membela Hangtuah, Frida istirahat dari basket profesional satu musim. Lantas kemudian bergabung dengan Bima Perkasa, dimana ada rekan seperjuangannya, Yanuar Dwi Priasmoro.

"Saya satu angkatan dengan Yanuar, Bima Riski Ardiansyah, Made Indra. Dulu kami sama-sama di Pelangi," ungkapnya, dilansir dari IBL Indonesia, Senin (11/5).

Perjalanan karier paling berkesan, menurut Frida, saat dirinya bergabung dengan Satria Muda. Saat itu dia berhasil melawan egonya untuk mencoba menempuh pendidikan. Walau berat, Frida akhirnya berhasil.

"Semua tim pasti berkesan. Tapi yang paling berkesan ketika di Satria Muda. Dulu saya masih muda dan punya ego tinggi. Inginnya basket terus."

"Sampai akhirnya pindah ke Satria Muda yang punya aturan pemain harus kuliah. Alhamdulillah, akhirnya bisa selesai kuliahnya. Ternyata itu yang membawa pengaruh besar di hidup saya," imbuhnya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement