REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Banjir yang melanda Desa Garot, Kecamatan Darul Imarah, Kabupaten Aceh Besar sejak tiga hari terakhir telah mulai surut. Warga setempat juga kembali dari pengungsian ke rumah masing-masing guna membersihkan lumpur, sisa banjir.
Seorang warga Desa Garut, M Diah, Senin, mengatakan debit air mulai surut sejak Minggu (10/5) malam, kemarin. Rumah-rumah warga yang sedikit lebih tinggi tidak lagi tergenang.
"Air mulai surut sejak (shalat) Magrib kemarin. Tapi rumah yang rendah masih berair. Karena waktu pertama banjir daerah yang rendah (debit) airnya sampai (setinggi) dada dan leher orang dewasa," katanya di Aceh Besar.
Banjir akibat intensitas hujan tinggi tersebut terjadi sejak Jumat (8/5) pagi, akibatnya menggenangi seribuan unit rumah warga, dengan ketinggian air bervariasi, mulai setengah meter hingga mencapai hampir dua meter di seluruh Aceh Besar.
Bahkan sekitar 500 jiwa lebih masyarakat setempat terpaksa mengungsi di SD Negeri Garot, Kabupaten Aceh Besar, sebagai pusat posko pengungsian. Namun ada juga warga yang mengungsi ke mushala dan rumah kerabatnya.
Kata Diah, warga yang sempat mengungsi di SD Negeri Garot telah mulai kembali ke rumah mereka untuk membersihkan lumpur sisa banjir.
"Ada masyarakat sudah pulang bersih-bersih rumah, kecuali yang rumahnya daerah rendah, masih tergenang air, belum dibersihkan," ujarnya, menjelaskan.
Sebelumnya, Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA) menyatakan banjir di Aceh Besar menyebabkan rumah milik 1.193 kepala keluarga terendam.
Kepala Pelaksana BPBA Sunawardi mengatakan genangan air di sejumlah ruas jalan wilayah Banda Aceh dan Aceh Besar disebabkan oleh guyuran hujan deras yang terjadi sejak Kamis (7/5) lalu, bukan karena luapan air sungai.
"Banjir di sejumlah ruas jalan dan rumah warga dikarenakan air hujan yang turun, meski begitu masyarakat diminta untuk tetap waspada," katanya.