Senin 11 May 2020 20:25 WIB

Rencana Relaksasi PSBB: Ditolak Peneliti, Didukung Apindo

Pemerintah berencana merelaksasi PSBB agar ekonomi tidak macet.

Red: Andri Saubani
Petugas gabungan memasang plang pemberitahuan pemeriksaan penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di Jalan Laks. Laut RE Martadinata, Purwakarta, Jawa Barat, Senin (11/5/2020)
Foto: ANTARA/Muhamad Ibnu Chazar
Petugas gabungan memasang plang pemberitahuan pemeriksaan penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di Jalan Laks. Laut RE Martadinata, Purwakarta, Jawa Barat, Senin (11/5/2020)

REPUBLIKA.CO.ID, oleh Antara, Rr Laeny Sulistyawati, Ronggo Astungkoro

Peneliti dari Pusat Penelitian Kependudukan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Rusli Cahyadi menilai wacana pelonggaran pembatasan sosial berskala besar (PSBB) akan menjadi hambatan mencapai tujuan besar memutus mata rantai penyebaran Covid-19. Menurut Rusli, PSBB dapat dilakukan jika pertambahan kasus Covid-19 melandai atau kurva kasus Covid-19 menurun dan stabil, seperti yang telah terjadi di negara-negara lain.

Baca Juga

"Di negara kita belum lihat ada kurva yang menurun atau kurva yang stabil melandai, yang menurun dan stabil terus," kata Rusli, Senin (11/5).

Saat ini belum ada tren kasus Covid-19 menurun atau melandai. Sehingga, menurut Rusli,  jika pemerintah menerapkan pelonggaran PSBB, itu bisa berdampak pada peningkatan kasus Covid-19.