Selasa 12 May 2020 01:17 WIB

Akademisi: Bermain Tingkatkan Kreativitas Anak Usia Dini

Bermain merupakan sesuatu kegiatan yang menyenangkan dan spontan.

Sejumlah anak bermain menggunakan kolam renang mainan di rumahnya di Kelurahan Ampenan Tengah, Mataram, NTB,Ahad (5/4/2020). Pemerintah mengimbau masyarakat untuk bekerja dan belajar dari rumah saja serta tak menyalahgunakan hal tersebut untuk pergi berlibur guna mencegah penularan virus corona jenis baru yang menimbulkan penyakit COVID-19.
Foto: ANTARA/Ahmad Subaidi
Sejumlah anak bermain menggunakan kolam renang mainan di rumahnya di Kelurahan Ampenan Tengah, Mataram, NTB,Ahad (5/4/2020). Pemerintah mengimbau masyarakat untuk bekerja dan belajar dari rumah saja serta tak menyalahgunakan hal tersebut untuk pergi berlibur guna mencegah penularan virus corona jenis baru yang menimbulkan penyakit COVID-19.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kegiatan bermain dapat meningkatkan kreativitas anak usia dini. Hal itu diungkapkan Rektor Universitas YARSI Prof dr Fasli Jalan PhD dalam webinar "Pendidikan yang Membahagiakan Anak di Era Covid-19" di Jakarta, Senin (11/5).

"Bermain merupakan suatu kegiatan yang menyenangkan dan spontan sehingga hal ini memberikan rasa aman secara psikologis pada anak," ujar Fasli dalam webinar yang diselenggarakan PP Aisyiyah tersebut.

Dia meminta orang tua tidak melarang anaknya bermain, karena dengan bermain anak dalam memperoleh kesempatan yang luas untuk melakukan eksplorasi guna memenuhi rasa ingin tahunya.

"Anak bebas mengekspresikan gagasannya melalui khayalan, drama, bermain konstruktif, dan sebagainya," kata Fasli lagi.

Fasli menambahkan rasa aman dan bebas secara psikologis merupakan kondisi yang penting bagi tumbuhnya kreativitas.

Bermain memiliki fungsi kesenangan, pengertian, memberikan informasi, mengembangkan imajinasi anak, mengembangkan kreativitas, hingga mengembangkan potensi anak.

Bermain, lanjut dia, hendaknya menyenangkan dan memiliki nilai instrinsik atau berasal dari keinginan anak, bersifat spontan dan sukarela, serta melibatkan peran aktif keikutsertaan anak.

Fasli juga meminta orang tua untuk tidak memaksakan anak untuk terus-menerus belajar. Apalagi pada saat pandemi Covid-19, yang mana anak lebih banyak berada di rumah bersama orang tuanya.

"Keluarga merupakan pendidik yang pertama dan utama yang paling berpengaruh terhadap kehidupan anak," terang dia.

Pelibatan keluarga dalam pendidikan dapat meningkatkan perilaku positif, prestasi belajar, minat untuk melanjutkan pendidikan, mencegah dari tindak kekerasan, hingga mencegah dari pengaruh negatif lainnya dari lingkungan.

Ketua PP Aisyiyah Prof Dr Hj Masyitoh Chusnan MAg, meminta masyarakat untuk meningkatkan spritualitas dalam menghadapi pandemi Covid-19.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰبَنِيْٓ اٰدَمَ لَا يَفْتِنَنَّكُمُ الشَّيْطٰنُ كَمَآ اَخْرَجَ اَبَوَيْكُمْ مِّنَ الْجَنَّةِ يَنْزِعُ عَنْهُمَا لِبَاسَهُمَا لِيُرِيَهُمَا سَوْاٰتِهِمَا ۗاِنَّهٗ يَرٰىكُمْ هُوَ وَقَبِيْلُهٗ مِنْ حَيْثُ لَا تَرَوْنَهُمْۗ اِنَّا جَعَلْنَا الشَّيٰطِيْنَ اَوْلِيَاۤءَ لِلَّذِيْنَ لَا يُؤْمِنُوْنَ
Wahai anak cucu Adam! Janganlah sampai kamu tertipu oleh setan sebagaimana halnya dia (setan) telah mengeluarkan ibu bapakmu dari surga, dengan menanggalkan pakaian keduanya untuk memperlihatkan aurat keduanya. Sesungguhnya dia dan pengikutnya dapat melihat kamu dari suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka. Sesungguhnya Kami telah menjadikan setan-setan itu pemimpin bagi orang-orang yang tidak beriman.

(QS. Al-A'raf ayat 27)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement