REPUBLIKA.CO.ID, LEBAK -- Pendapatan bengkel kendaraan roda empat di Kabupaten Lebak, Banten merosot akibat dampak penyebaran virus corona atau Covid-19. Merosotnya pendapatan sekitar 70 persen dibandingkan hari-hari normal akibat dampak Covid-19.
"Biasanya, dua pekan menjelang Lebaran banyak pelanggan yang datang ke sini," kata Maman, pemilik bengkel "Maman Dana Motor" Cibadak Kabupaten Lebak, Senin (11/5).
Selama ini, pendapatan ekonomi hanya bisa bertahan dapur keluarga juga membayar upah para pekerja. Pengalaman tahun-tahun lalu, ia mengungkapkan sepekan sebelum Ramadhan sudah mampu menyisihkan untuk tunjangan keluarga dan para pegawai untuk memberikan tunjangan hari raya (THR).
Bahkan, sepanjang Ramadhan bisa melayani perbaikan kendaraan antara 15 sampai 20 unit hingga bisa menghasilkan pendapatan Rp 5 juta per hari. Namun, pendapatan saat ini di bawah Rp 1 juta per hari dengan melayani perbaikan sekitar empat sampai lima unit.
Kemungkinan besar sepinya yang memperbaiki kendaraan itu akibat dampak Covid-19, karena pemerintah melarang mudik ke kampung halaman untuk merayakan Lebaran. "Kami juga merasa bingung pendapatan sebesar itu hingga kesulitan untuk membayar angsuran ke bank, namun beruntung bank bersangkutan memberikan keringanan dengan tidak membayar sementara," kata Maman sambil mengatakan bahwa profesi bengkel kendaraan roda empat adalah warisan dari orang tua.
Menurut dia, pelanggan kendaraan roda empat itu kebanyakan warga Kabupaten Lebak juga Kabupaten Pandeglang. Bengkel "Maman Dana Motor" sudah dikenal dan banyak pelanggan tetap karena sudah berlangsung puluhan tahun.
Apalagi, saat ini kendaraan roda empat lebih canggih dengan sistem elektrik sehingga biaya peralatan otomotif cukup tinggi. "Kami bisa melayani semua jenis kendaraan roda empat karena didukung peralatan dan tenaga handal dari jurusan otomotif," katanya menjelaskan.
Begitu juga Juli (45) pemilik "Bengkel Salahur Motor" di Rangkasbitung Kabupaten Lebak mengaku dirinya cukup terpukul pandemi Corona itu hingga pendapatan menurun drastis mencapai 70 persen.
Biasanya, kata dia, tiga pekan menjelang Lebaran bisa melayani 20 sampai 25 unit kendaraan, namun saat ini memperbaiki kendaraan sekitar empat unit. "Kami merasa bingung merosotnya pendapatan hingga Rp 700 ribu dari sebelumnya mencapai Rp 7 juta per hari dan bisa memberikan THR kepada empat pegawai juga membayar angsuran ke bank," katanya.
Sementara itu, Iyan (45) seorang pemilik bengkel motor terbesar di Rangkasbitung "Bengkel Rangkasbitung Motor" mengatakan sepanjang merebaknya pandemi COVID-19 tentu jasa pendapatan perbaikan kendaraan roda empat menurun drastis.
"Kami sampai siang ini baru melayani lima unit kendaraan dan biasanya menjelang Lebaran penuh hingga 30 unit dengan sembilan pekerja," katanya.