REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Setelah merampungkan studi magister, Maudy Ayunda sudah memiliki sejumlah rencana yang ingin dia wujudkan. Perempuan 25 tahun itu kini tengah mempersiapkan beberapa proyek yang sejalan dengan program yang dia ambil di Universitas Stanford, AS.
"PhD (studi doktoral) kayaknya enggak karena menurutku ini waktu untuk do something. Habis ini (studi S2) pengennya melakukan sesuatu," ungkap Maudy ketika menjadi bintang tamu acara bincang santai Cabin Fever besutan Miles Films, Senin (11/5).
Maudy mengaku belum mengetahui kepastian bentuk dari beberapa proyek yang tengah dalam tahap eksplorasi dan pematangan konsep. Yang jelas, proyek-proyek tersebut masih sangat terkait dengan desain kurikulum dan pelatihan pengajar.
Sebelum ini, studi S1 ditempuh Maudy di Universitas Oxford, Inggris, tepatnya di jurusan politik, filsafat, dan ekonomi (PPE). Menurut Maudy, jenjang sarjana tersebut mengajarkannya memiliki cara berpikir yang kritis dan rasional.
Beberapa waktu silam, Maudy pun sempat bingung karena diterima studi S2 di Universitas Harvard dan Stanford sekaligus. Tapi, kini Maudy bersyukur karena merasa pilihannya tepat, karena Stanford sangat inklusif dan terbuka.
Bintang film 'Perahu Kertas' itu mengatakan, pendidikan adalah minat tersembunyi yang dia miliki sejak kecil. Itu sebabnya Maudy mengambil gelar ganda di bidang pendidikan, selain jurusan utama di bidang bisnis.
Sejak kecil hingga duduk di bangku SMP, Maudy bercita-cita menjadi guru jika kelak dewasa. Lama-kelamaan, dia menganalisis hal yang dia suka dari guru adalah sosok yang menginspirasi dan memberdayakan murid, membantu murid berpikir dan belajar.
"Aku tetap mau jadi guru, tapi secara konsep, bukan guru yang ada di kelas. Dari sisi enabler, ingin ambil jalur yang bisa aku lakukan untuk pendidikan," ungkap pendiri Maudy Ayunda Foundation tersebut.