REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Contentprener yang juga alumni Program Studi (Prodi) Ilmu Komunikasi, Muhammad Rizky alias Rizky Boncel memberikan sejumlah cara menjadi kreator konten. Profil Boncel dikupas dalam serial Communication Talk Prodi Komunikasi UMM melalui bincang daring Alumni Sharing Session, Sabtu (9/5).
Sejak SMA, Boncel mengaku sudah menyukai public speaking melalui berbagai kegiatan sebagai MC. Penampilannya yang kocak membuatnya mulai percaya diri tampil di depan kamera. Dia mencoba membuat cerita sendiri untuk konten-konten yang diunggah di channel Youtube.
Boncel menceritakan terdapat sejumlah webseries-nya yang sudah tayang. Beberapa di antaranya seperti Yakin Nikah (JBL Indonesia), Filosofi Kopi (Visinema), Cikur (Bank Indonesia) dan Berpayung Rindu (Unda Undi). Boncel juga sempat membintangi beberapa film pendek, yakni 9 Sisi Gusdur, Generasi Micin, Kartolo Numpak Terang Bulan.
“Karena pandemik Corona, banyak jadwal syuting break. Makanya sekarang lebih banyak membuat konten untuk Instagram saja,” kata Alumni UMM angkatan 2012 ini dalam keterangan pers yang diterima Republika.co.id, Senin (11/5).
Menurut Boncel, hal terpenting menjadi kreator konten ada pada kekonsistenan. Lalu harus selalu mempunyai ide, produktif dan mencari konten unik serta positif. Yang pasti, kreator konten tidak boleh setengah hati menjalankan kegiatannya.
Boncel mengaku prihatin banyak kreator konten yang nakal demi menarik perhatian. Mereka banyak menciptakan konten tak bermutu atau prank yang merugikan orang. Menurutnya, konten-konten tersebut jelas tidak mengedepankan nilai manfaat.
Untuk tetap bisa membuat konten positif, Boncel berharap para pemula memulainya dengan menentukan branding diri. Selain itu, perlu menentukan segmentasi yang tepat. Kemampuan melakukan riset juga diperlukan agar ide kreatif selalu ditemukan dengan tepat.
“Selanjutnya adalah kolaborasikan ide-ide tersebut untuk dieksekusi dalam bentuk grafis, visual atau apapun,” kata Boncel.
Meski menyenangkan, Boncel juga menghadapi pengalaman yang membuatnya sempat stress. Awal karirnya ketika masih menjadi mahasiswa, dia menulis buku humor dengan judul Susilo Boncell Yudhoyono. Judul itu ternyata menuai protes karena diasosiasikan dengan nama presiden yang sedang berkuasa waktu itu, Susilo Bambang Yudoyono. Judul bukupun diubah lebih menarik menjadi Susilo Boncell Jombloyono yang membuat namanya semakin dikenal.
Boncel juga mengaku pernah diserang di akun Instagramnya. Hal ini terjadi akibat menyebut nama seseorang dengan guyonan ketika menjadi MC. Pernyataan negatif yang melekat pada predikat ke-MC-annya sempat viral dan dibahas di sebuah acara televisi. Padahal, kata Boncel, itu hanya potongan yang tidak utuh.
Boncel merasa beruntung karena masuk ke dalam komunitas yang memacu adrenalin kreativitasnya, yakni Prodi Komunikasi UMM. Dia mendapatkan kesempatan berkarya, berekspresi dan berprestasi selama menjadi mahasiswa. Hal tersebut telah memberikan efek besar pada karirnya.