REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Pendayagunaan Pesisir dan Pulau-pulau Kecil, Ditjen Pengelolaan Ruang Laut, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Muhammad Yusuf mengatakan pandemi Covid-19 dapat membawa hal positif jika diikuti dengan perubahan perilaku serta kebijakan melalui aturan dan sanksi yang jelas.
Ia menyampaikan gerakan work from home telah membawa perubahan perilaku terhadap peningkatan konsumsi plastik. Oleh karena itu, ia menilai perlu adanya kebijakan bagi perusahaan untuk menggunakan plastik daur ulang yang lebih ramah lingkungan sehingga dapat mengurangi sampah plastik.
"Sampah plastik masalah dan suatu ancaman besar. Pengawasan daerah perlu diperkuat agar sampah di daratan tidak bocor ke laut," ujar Yusuf dalam siaran pers di Jakarta, Senin (11/5).
Yusuf juga mengapresiasi setiap langkah disiplin yang dilakukan dan upaya menghormati lingkungan. Dia tidak menampik beratnya mengubah perilaku, terlebih bagi orang dewasa. Yusuf menilai perilaku disiplin dan menjaga lingkungan harus dipupuk sejak dini sehingga anak-anak sadar tentang kebersihan di lingkungan.
Yusuf mengatakan perkembangan corona yang sangat masif di Indonesia meningkatkan kesadaran masyarakat dalam menggunakan APD di tengah pandemi. "Sarana kesehatan APD yang digunakan masyarakat dan tenaga medis seperti masker dan sarung tangan sekali pakai termasuk dalam kategori limbah bahan beracun dan berbahaya (B3)," ucap Yusuf.
Yusuf menyebut jumlah jenis sampah berbahaya dari limbah medis yang terus bertambah tersebut berpotensi menyebabkan penyebaran penyakit, meningkatkan resiko yang membahayakan keselamatan dan kesehatan umum. Untuk itu, kata dia, penggunaan kemasan guna ulang dan mencucinya dengan sabun lebih baik dibanding plastik sekali pakai yang dapat turut menyebarkan virus jika tidak dipilah dan kelola dengan baik.
"Selain itu bagaimana memilah sampah sangat membantu memusnahkan virus," kata Yusuf menambahkan.