REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi PP PBSI Susy Susanti enggan mengomentari pernyataan Taufik Hidayat mengenai kepengurusan PBSI saat ini. Taufik menilai banyak pengurus yang tidak mengerti bulu tangkis. Selain itu, Taufik juga menuduh sepak terjangnya dimatikan di dunia olahraga bulu tangkis karena berbeda pendapat dengan para pengurus PBSI.
Taufik mengeluarkan pernyataan yang menohok PBSI ketika diwawancarai Deddy Corbuzier dalam sebuah kanal Youtube. Ia menyebutkan, tidak semua pengurus PBSI mengerti bulu tangkis.
Ketika dihubungi Republika melalui saluran telpon, Selasa (12/5), Susy Susanti mengatakan, bukan kapasitas dirinya untuk menanggapi pertanyaan dari Taufik. "Itu bukan kapasitas saya untuk menanggapi. PBSI organisasi ada aturannya. Tugas saya fokus kerja mencetak prestasi untuk Indonesia. Seperti kata Pak Jokowi, kerja, kerja, kerja," ujar peraih medali emas Olimpiade 1992 Barcelona ini.
"Kalau urusannya berkaitan dengan prestasi, baru itu tanggung jawab saya. Biar masyarakat yang melihat sukses atau tidaknya prestasi bulu tangkis Indonesia,"kata Susy menambahkan.
Sebelumnya, Taufik ketika ditanya Deddy mengenai PBSI mengungkapkan banyak hal. “Gue masuk ke PBSI saja, mereka takut. Gue orang bulu tangkis juga loh. Gue nggak diterima di sana. Banyak yang takut gue ada di situ (PBSI). Makanya bagaimana caranya gue dimatiin, enggak bisa gerak. Kamu kira di PBSI itu semua tahu tentang bulu tangkis?” ujar Taufik kepada Deddy.
Satu-satunya tunggal putra pemilik medali emas Olimpiade ini juga membahas perilaku pengurus PBSI yang ia tuduh menyisihkannya. Hal itu ketika ia merasa dicampakkan dalam prosesi pembawaan obor seremoni pembukaan Asian Games 2018. "Susy Susanti dapat, gue enggak sama sekali. Gue begitu (mendapat perlakuan seperti itu) karena beda warna," kata Taufik.
Republika berusaha meminta komentar dari Sekjen PP PBSI Achmad Budiharto, baik melalui telpon maupun pesan Whatsapp. Namun, hingga tulisan ini diturunkan, Republika belum mendapatkan respons.