REPUBLIKA.CO.ID, SYDNEY -- Menteri Perdagangan Australia Simon Birmingham mengatakan, China menghentikan sementara impor daging dari empat pabrik pengolahan daging terbesar di Australia. Pengumuman ini menunjukan ketegangan hubungan bilateral juga mengganggu perdagangan antara dua negara.
Ketegangan China-Australia mengganggu perdagangan komoditas pertanian dan peternakan. Dalam pernyataannya, Birmingham mengatakan, Kilcoy Pastoral Company, JBS Beef City, Dinmore, dan Northern Cooperative Meat Company dilarang mengekspor daging ke China.
"Ribuan pekerjaan pabrik pengolahan daging dan petani yang mengandalkan pabrik-pabrik tersebut untuk menjual ternak mereka terkena dampak," kata Birmingham di Canberra, seperti dilansir Reuters, Selasa (12/5).
Birmingham mengatakan, penangguhan impor ini "mengecewakan". Namun, ia mengatakan, hal ini bukan balasan China atas langkah Australia yang terus mendorong adanya penyelidikan independen asal-usul virus corona.
China menolak penyelidikan independen tersebut. Pada akhir April lalu, Duta Besar China untuk Australia Cheng Jingye menyatakan akan merespons langkah Canberra yang terus mendorong penyelidikan tersebut. Hal ini memicu konsumen China dapat memboikot produk-produk Australia.
Birmingham mengatakan, China memberi tahu Australia keputusan ini diambil karena masalah sertifikat kesehatan dan pelabelan. Beijing juga sempat menyinggung isu pelabelan ketika dua perusahaan yang sama dan dua perusahaan lainnya kehilangan izin untuk mengirimkan daging ke China selama beberapa bulan pada 2017 lalu.
Penangguhan impor daging ini diumumkan beberapa hari setelah China mengajukan kenaikan tarif 80 persen gandum dari Australia.