Selasa 12 May 2020 15:04 WIB

Rasulullah SAW Sosok Penyayang Makhluk Hidup

Rasulullah SAW menebarkan kasih sayangnya untuk makhluk hidup.

Rep: Imas Damayanti/ Red: Nashih Nashrullah
Rasulullah SAW menebarkan kasih sayangnya untuk makhluk hidup. Mencintai Nabi Muhammad SAW (ilustrasi)
Rasulullah SAW menebarkan kasih sayangnya untuk makhluk hidup. Mencintai Nabi Muhammad SAW (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Akhlak Rasulullah memang sangat luar biasa, pribadi yang penuh dengan kasih sayang itu merupakan anugerah yang pernah diturunkan Allah SWT ke dunia. Kasih sayang Rasulullah lintas-batas, tak terkecuali pada binatang.

Dalam buku Sehat Holistik ala Rasulullah karya Briliantono, Soenarwo, dan KH Muhammad Rusli Amin dijelaskan, Rasulullah bukanlah pribadi yang pelit dalam mengungkapkan kasih sayang. 

Baca Juga

Kasih sayang yang beliau ungkapkan bahkan secara terang-terangan pernah diucapkan di hadapan para sahabat.

Bahkan ketika menyembelih hewan kurban, beliau menasihati umatnya untuk memperlakukan hewan dengan sebaik-baiknya. 

Misalnya dalam penyembelihan, tak diperkenankan hewan disembelih dengan menggunakan pisau tumpul. Hal itu agar sang hewan bisa langsung mati seketika tanpa merasakan siksa sakit yang berlarut-larut.

Rasulullah juga melarang agar hewan yang disembelih tidak disembelih di perkumpulan hewan-hewan sejenisnya. Hal itu agar Rasulullah hendak memastikan bahwa para hewan lainnya tidak merasakan trauma terlebih dahulu sebelum waktu disembelihnya tiba.

Di sisi lain, kasih sayang Rasulullah kepada manusia tak bisa dihitung besarannya. Rasulullah tak pernah menggunakan kata-kata kasar apalagi dengan nada yang tinggi. Beliau justru kerap memanggil orang-orang yang dicintainya dengan panggilan sayang dan mesra.

Terhadap anak kecil, kasih sayang Rasulullah tidak perlu dipertanyakan lagi. Rasulullah bahkan pernah membiarkan jubahnya dikencingi saat menggendong anak kecil. 

Beliau tak marah, dan beliau bahkan melarang orang tua anak itu untuk memarahi si anak kecil yang digendong beliau. 

Sebab menurut Rasulullah, apalah arti air kencing yang menodai jubahnya jika dibandingkan dengan trauma si anak apabila mendapat marah dari orang tua? Jubah yang kotor terkena najis kencing, kata Rasulullah bisa dibersihkan. Sedangkan trauma anak, belum tentu bisa hilang.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement