REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tiap 12 Mei, dunia memeringati Hari Perawat Internasional. Tanggal itu dipilih untuk menghormati pionir keperawatan modern, Florence Nightingale.
Tahun ini merupakan peringatan kelahiran Nightingale yang ke-200. Aktris asal Inggris Helena Bonham Carter pun mengajak masyarakat untuk membeli bunga mawar putih untuk kemudian diunggah di media sosial sebagai simbol penghargaan daring dalam peringatan Hari Perawat. Carter yang merupakan cicit dari Nightingale mengatakan bahwa kontribusi masyarakat sekecil apapun akan sangat berarti bagi para perawat.
"Membeli mawar putih adalah cara sederhana untuk menghormati perawat dan bidan kita. Kita tidak boleh melupakan pengorbanan yang mereka lakukan setiap hari selama masa pandemi ini,” kata Carter dilansir laman Evening Standard, Selasa (12/5).
Nightingale lahir di Florence, Italia, pada 12 Mei 1820. Berasal dari keluarga kelas atas, dia sempat tak disetujui untuk belajar ilmu keperawatan di Salisbury, Inggris pada 1844 dan Jerman pada 1850.
Jasanya semakin kentara ketika Perang Crimea (1854) di Rusia. Dia merawat tentara Inggris.
Saat itulah Nightingale diangkat menjadi pengawas Institusi Perawat Wanita Rumah Sakit Umum Inggris di Turki . Julukan 'Lady with the Lamp' melekat padanya karena ia kerap memegang lampu saat berjalan di sekitar tempat tidur pasien di malam hari.
Di saat bertugas di sana, Nightingale merintis statistik angka kesakitan dan kesembuhan. Dia sewaktu itu tengah berhadapan dengan wabah kolera dan thypus di rumah sakit tersebut.
Nightingale yang meninggal 13 Agustus 1910 di Inggris juga dikenal gemar memakai parfum mawar putih. Kampanye mawar putih ditujukan untuk memeringati Hari Perawat Internasional sebenarnya diinisiasi oleh The Florence Nightingale Foundation (FNF), organisasi amal di Inggris yang memberikan beasiswa kepada perawat, bidan, dan profesional kesehatan lainnya sekaligus untuk mengabadikan jasa Florence Nightingale.
Yayasan mengatakan bahwa mawar putih melambangkan harapan dan kelahiran kembali. Dilansir Indian Express, Nightingale terkenal dengan kemampuan matematiknya. Dialah tenaga kerja medis profesional pertama yang memakai data untuk menunjukkan bahwa pengendalian infeksi, salah satunya dengan memperbaiki sanitasi, dapat memperbaiki tingkat kesembuhan.
Selama kariernya, Nightingale selalu disiplin mempraktikkan cuci tangan, sesuatu yang masih sangat relevan hingga saat ini. Meski jasanya banyak, namun penghargaan warga masa kini belum setimpal untuknya.
The Florence Nightingale Museum di London tak cukup banyak menarik pengunjung untuk bisa menopang biaya operasionalnya. Pandemi Covid-19 pun telah membuat museum tak mungkin buka.
Seluruh kegiatan besar untuk peringatan Hari Perawat Internasional di museum Florence Nightingale pun terpaksa dibatalkan. Di tengah upayanya untuk terus buka, pengelola tersebut meluncurkan skema pengumpulan donasi untuk menyelamatkan museum yang berlokasi di St Thomas’s Hospital itu.