REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Sebanyak 12 calon penumpang kereta api ditolak keberangkatannya pada hari pertama operasionalisasi Kereta Luar Biasa di Stasiun Semarang Tawang. Sementara tujuh calon penumpang lainnya dinyatakan memenuhi ketentuan penerapan protokol pencegahan Covid-19.
Manajer Humas PT Kereta Api Indonesia (KAI) Daop 4 Semarang, Krisbiyantoro mengatakan, pada hari pertama pengoperasian Kereta Luar Biasa, Selasa (12/5), Posko Covid-19 Stasiun Semarang Tawang mencatat dua jadwal kedatangan. Pertama kereta dari Stasiun Surabaya Pasar Turi relasi Jakarta yang tiba di Stasiun Semarang Tawang pukul 10.00 WIB.
Sementara kereta kedua yang singgah adalah Kereta Luar Biasa dari Jakarta menuju Surabaya dan berhenti Stasiun Semarang Tawang ini pukul 14.00 WIB.
Data penumpang Kereta Luar Biasa yang dihimpun dari Posko Covid-19 Stasiun Semarang Tawang adalah kereta Luar Biasa pagi ada 12 calon penumpang mengajukan izin perjalanan. "Dari jumlah ini sebanyak delapan orang calon penumpang ditolak karena tidak memenuhi ketentuan penerapan protokol pencegahan Covid-19," jelasnya.
Sedangkan empat orang calon penumpang lainnya diberikan izin oleh petugas posko Covid-19. Penumpang naik dari Stasiun Semarang Tawang untuk perjalanan tujuan Stasiun Jakarta Gambir. "Sedangkan penumpang turun di Stasiun Semarang Tawang nihil," kata Krisbiyantoro.
Sedangkan untuk Kereta Luar Biasa ke-dua yang tiba pukul 14.00 WIB, dari Stasiun Gambir tujuan Surabaya Pasar Turi, tercatat ada tujuh calon penumpang yang mengajukan izin perjalanan. Namun empat calon penumpang di antaranya ditolak dan hanya memberikan izin kepada tiga calon penumpang.
Satu di antara penumpang yang diizinkan naik dari Stasiun Semarang Tawang tercatat turun Stasiun Surabaya Pasar Turi. "Sementara penumpang asal Stasiun Gambir tidak ada yang turun di Stasiun Semarang Tawang," tambah Krisbiyantoro.
Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, ikut melihat langsung proses pemeriksaan dan penerapan protokol kesehatan di Stasiun Semarang Tawang, yang menjadi satu dari beberapa stasiun pemberhentian untuk lintas utara angkutan khusus, Kereta Luar Biasa ini.
Salah seorang penumpang, Isac yang dikonfirmasi mengaku sedang melakukan perjalanan dari Cirebon Jawa Barat menuju Surabaya. "Saya memanfaatkan operasional Kereta Luar Biasa ini karena ada perjalanan tugas dari perusahaan tempat saya bekerja," jelasnya.
Dia menerangkan, pekerjaannya mengharuskan diri melakukan perjalanan menggunakan antarprovinsi. "Kebetulan saya bekerja sebagai engineering di salah satu perusahaan perkapalan," ungkap Isac.