REPUBLIKA.CO.ID, LUANDA -- Sedikitnya 2.548 orang di Angola, Afrika, meninggal akibat malaria pada kuartal pertama 2020. Angka ini menunjukkan peningkatan kematian dibanding tahun lalu.
Koordinator Nasional Program Pembasmian Malaria Kementerian Kesehatan, Jose Martins, mengungkapkan, terdapat peningkatan 467 kematian dibanding periode yang sama pada 2019. Sejak Januari hingga Maret tahun ini lebih dari 2 juta kasus malaria terdiagnosa di Angola.
"190.000 lebih banyak dari periode yang sama tahun lalu," ujar Martins, mengutip Xinhua, Selasa (12/5).
Martins menuturkan, uji cepat telah didistribusikan guna menekan penyebaran penyakit tersebut. Pihaknya juga meminta masyarakat agar menggunakan kelambu dan penyemprotan antinyamuk.
Di tengah pandemi corona jenis baru atau COVID-19 saat ini, negara Afrika yang tergolong kaya karena banyaknya sumber daya alamnya itu, memiliki 45 kasus corona. Sementara, terdapat dua kematian, dan 13 sembuh.
Seperti pemerintahan negara lain umumnya, otoritas di Angola juga memberlakukan karantina wilayah. Namun sebagian warganya tidak mematuhi aturan karena mereka harus memenuhi kebutuhan keluarga dengan aktivitas kerja di luar rumah.