REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Aisyah adalah putri Abu Bakar ash-Shiddiq. Kedua insan mulia itu sama-sama mendapatkan tempat yang istimewa dalam hati Rasulullah Muhammad SAW.
Suatu ketika, Amr bin Ash bertanya kepada beliau, "Siapakah manusia yang paling engkau cintai?"
"Aisyah," jawab Nabi SAW.
"Dan dari kalangan laki-laki?"
"Ayahnya! (Abu Bakar ash-Shiddiq)," jawab beliau.
Aisyah memang istimewa. Menurut kalangan sejarawan, ada setidaknya sembilan perkara yang tidak diterima oleh perempuan lain setelah Maryam binti Imran (ibunda Nabi Isa AS) tetapi hanya diterima Aisyah.
Pertama, Malaikat Jibril membawa bayangannya dalam mimpi Rasulullah SAW. Inilah yang memulakan pernikahan Rasul SAW dengan putri Abu Bakar itu.
Setelah kematian istri Khadijah, Nabi SAW didatangi Malaikat Jibril, yang memberitahukan kepadanya mengenai Aisyah.
Kejadian ini dituturkan kembali oleh Rasulullah SAW kepada istrinya itu. "Aku bermimpi selama tiga malam. Malaikat datang kepadaku dengan membawa gambarmu dalam sepotong kain sutra seraya berkata, ‘Inilah istrimu.’ Lalu, aku buka kain penutup wajahmu, ternyata itu adalah gambarmu. Saat itu aku bergumam, jika ini kehendak Allah, maka pasti terlaksana" (Muttafaq ‘alaih).
Rasul meminang Aisyah yang saat itu masih berumur tujuh tahun. Ketika perempuan mulia itu telah mencapai umur sembilan tahun, maka Rasul menikahinya.
Kedua, di antara semua istri Rasulullah SAW, dialah satu-satunya perempuan yang dinikahi dalam keadan perawan.
Ketiga, Rasulullah SAW wafat saat kepala beliau berada di pangkuan Aisyah.
Keempat, jenazah Nabi SAW dikebumikan di dalam kamarnya bersama Aisyah.
Kelima, malaikat-malaikat selalu melindungi rumah Aisyah.
Keenam, Aisyah merupakan putri khalifah, yakni sepeninggalan Rasulullah SAW.
Ketujuh, Allah SWT-lah yang langsung membersihkan namanya sehingga dirinya terbebas dari fitnah keji. Wahyu dari Allah kepada Nabi Muhammad SAW membuat nama Aisyah bersih dari segala tudingan.
Kedelapan, Aisyah diciptakan Allah SWT dalam rupa yang baik dan dari keturunan yang baik pula.
Kesembilan, Allah SWT menjanjikan ampunan dan rezeki bagi Aisyah sejak dirinya menjadi istri Rasulullah SAW, baik di dunia maupun akhirat.
Nabi SAW bersabda, "Orang yang mulia dari kalangan laki-laki banyak, tetapi yang mulia dari kalangan perempuan hanyalah Maryam binti Imran; dan Asiyah, istri Fir’aun. Dan keutamaan Aisyah atas semua wanita seperti keutamaan tsarid atas segala makanan” (HR Bukhari).
Aisyah wafat pada usia 66 tahun (riwayat lain menyebut usia 85 tahun). Saat menghembuskan nafas terakhir, Aisyah sedang menunaikan shalat witir pada malam 27 Ramadhan.