Rabu 13 May 2020 09:20 WIB

Lebanon Kembali Berlakukan Lockdown karena Kasus Corona Naik

Lebanon sebelumnya telah menekan jumlah kasus baru corona dan ingin membuka ekonomi.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Nur Aini
  Kelompok Hizbullah mengerahkan banyak petugas medis dan relawan untuk menangani pandemi Covid-19 di Lebanon, Jumat (18/4).
Foto: EPA-EFE/Nabil Mounzer
Kelompok Hizbullah mengerahkan banyak petugas medis dan relawan untuk menangani pandemi Covid-19 di Lebanon, Jumat (18/4).

REPUBLIKA.CO.ID, BEIRUT -- Lebanon kembali memberlakukan lockdown atau karantina nasional selama empat hari setelah terjadi lonjakan kasus infeksi virus corona. Sebelumnya, negara tersebut berhasil menekan jumlah kasus baru menjadi satu digit lebih rendah dan berencana untuk membuka kembali aktivitas perekonomian.

Namun, kasus penularan virus corona di Lebanon kembali naik menjadi dua digit selama beberapa hari terakhir sehingga menimbulkan kekhawatiran munculnya penularan gelombang kedua. Oleh karena itu, pemerintah memutuskan untuk kembali memberlakukan lockdown.

Baca Juga

"Pemerintah telah membuat pencapaian penting dalam menghadapi pandemi virus corona. Namun sayangnya karena puas diri di beberapa daerah, dan kemudian beberapa warga mulai mengabaikan dan tidak bertanggung jawab terhadap diri sendiri maka prestasi ini terancam runtuh hari ini," ujar Perdana Menteri Libanon, Hassan Diab, dilansir Aljazirah.

Selama lockdown empat hari, supermarket akan tetap buka. Selain itu, sektor pertanian dan industri juga tetap beroperasi. Warga tidak dibolehkan keluar rumah kecuali untuk kebutuhan mendesak.