Rabu 13 May 2020 09:51 WIB

AS Minta Taliban dan Pemerintah Afghanistan Kerja Sama

Pemerintah Afghanistan dan Taliban diminta kerja sama adili pelaku serangan mematikan

Rep: Dwina Agustin/ Red: Nur Aini
Tentara Angkatan Darat Afghanistan berjaga di pangkalan militer 207 zafar corps
Foto: EPA-EFE/JALIL REZAYEE
Tentara Angkatan Darat Afghanistan berjaga di pangkalan militer 207 zafar corps

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Mike Pompeo meminta pemerintah Afghanistan dan Taliban untuk bekerja sama dalam mengadili para pelaku dua serangan, Selasa (12/5). Serangan yang menelan korban meninggal dan luka  terjadi di sebuah rumah sakit di Kabul dan pemakaman di Nangarhar.

"Kami mencatat bahwa Taliban telah membantah bertanggung jawab dan mengutuk kedua serangan itu sebagai tindakan keji. Taliban dan pemerintah Afghanistan harus bekerja sama untuk membawa para pelaku ke pengadilan," kata Pompeo.

Baca Juga

Taliban, kelompok yang pada Februari menandatangani kesepakatan untuk penarikan pasukan AS secara bertahap, membantah bertanggung jawab atas kedua serangan itu. Sedangkan, afiliasi regional ISIS beroperasi di Nangarhar pada awal pekan ini.

Orang-orang bersenjata yang mengenakan seragam polisi menyerbu sebuah rumah sakit di bagian tempat bersalin yang dioperasikan oleh organisasi kemanusiaan internasional Doctors without Borders. Secara terpisah, seorang pembom bunuh diri menyerang pemakaman seorang komandan polisi.

"Amerika Serikat mengutuk dua serangan mengerikan di Afghanistan," kata Pompeo dalam sebuah pernyataan

Pompeo menyebutkan jumlah korban meninggal dunia sebanyak 13 orang di rumah sakit, termasuk dua bayi yang baru lahir, ibu, dan petugas kesehatan. Sedangkan, pengemboman di pemakaman menewaskan sedikitnya 26 orang dan lebih dari 69 lainnya terluka.

Tapi, laporan Reuters menyatakan, setidaknya 16 meninggal, termasuk dua bayi yang baru lahir, dalam serangan di rumah sakit. Untuk peristiwa pengemboman di pemakaman memakan korban jiwa sebanyak 24 orang dan 68 terluka.

Pompeo menyebut serangan rumah sakit merupakan tindakan kejahatan luar biasa. Mereka yang melakukan pengemboman pemakaman hanya berusaha untuk menghancurkan ikatan yang menyatukan keluarga dan masyarakat. "Namun, mereka tidak akan pernah berhasil," katanya.

Menteri Luar Negeri AS itu juga menyatakan, tanpa adanya pengurangan kekerasan yang berjalan secara konsisten maka kesepakatan damai akan sulit dinegosiasikan. Kondisi tersebut pun membuat Afghanistan tetap rentan terhadap terorisme.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement