REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Harga minyak naik pada akhir perdagangan Selasa (12/5) setelah pemimpin de facto OPEC, Arab Saudi, mengatakan akan meningkatkan pembatasan pasokan pada Juni. Sementara, anggota lain ingin menambah pemangkasan untuk periode lebih lama dari yang disepakati pada April.
Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Juni, naik 1,64 dolar AS atau 6,8 persen, menjadi menetap pada 25,78 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange. Sementara minyak mentah Brent untuk pengiriman Juli, naik 0,38 dolar AS atau 1,2 persen menjadi ditutup pada 29,98 dolar AS per barel di London ICE Futures Exchange.
OPEC+ pada April memutuskan untuk memangkas produksi sebesar 9,7 juta barel per hari (bph) untuk Mei dan Juni. Ini dilakukan sebagai tanggapan terhadap penurunan 30 persen dalam permintaan bahan bakar di seluruh dunia yang disebabkan oleh pandemi virus corona.
Kelompok tersebut diperkirakan mengurangi pemangkasannya menjadi delapan juta barel per hari. Tetapi sumber mengatakan kepada Reuters mereka malah mengharapkan OPEC+ untuk mempertahankan pengurangan yang lebih besar.
Pada Selasa, empat sumber mengatakan kepada Reuters bahwa OPEC dan sekutunya ingin mempertahankan penurunan 9,7 juta barel per hari setelah Juni, ketika kelompok OPEC+ akan bertemu berikutnya. "Mereka tidak ingin mengurangi jumlah pemotongan," salah satu sumber OPEC.
Arab Saudi mengatakan pada Senin (11/5) akan menambah pemotongan yang ada dengan mengurangi produksi lagi satu juta barel per hari bulan depan. Ini memangkas total produksi menjadi 7,5 juta barel per hari, turun hampir 40 persen dari April.
Uni Emirat Arab dan Kuwait juga berkomitmen untuk memangkas total tambahan 180.000 barel per hari, menambah pengurangan yang disepakati produsen di bawah kesepakatan antara OPEC dan sekutunya.
"Gagasan bahwa Saudi, Kuwait dan UEA mengatakan bahwa mereka akan memberlakukan pemotongan yang lebih dalam daripada yang mereka sepakati pada awalnya, membantu pasar menemukan dukungan," kata Gene McGillian, wakil presiden riset pasar di Tradition Energy di Stamford, Connecticut .
Kazakhstan telah memerintahkan produsen di ladang minyak besar dan menengah untuk memangkas produksi sekitar 22 persen pada Mei hingga Juni. Sementara produksi dari wilayah minyak utama Rusia di Siberia barat diperkirakan turun 15 persen tahun ini, sejalan dengan kesepakatan OPEC+ .
Badan Informasi Energi AS (EIA) mengatakan pihaknya memperkirakan permintaan di seluruh dunia untuk minyak turun 8,1 juta barel per hari menjadi 92,6 juta barel per hari. EIA juga memangkas ekspektasi untuk pasokan AS pada 2020, sekarang mengalami penurunan 540.000 barel per hari menjadi 11,69 juta barel per hari. Total pasokan dunia diperkirakan akan menjadi 95,2 juta barel per hari.
Negara-negara bagian penghasil minyak mentah AS telah mencatat pengurangan produksi, karena jatuhnya harga mendorong produsen independen dan terintegrasi untuk mengurangi operasi. Minyak mentah AS telah kehilangan sekitar 60 persen sepanjang tahun ini.