REPUBLIKA.CO.ID, Pertempuran besar di lembah Badar tersebut terjadi pada 17 Ramadhan 2 Hijriyah atau 17 Maret 624 M. Perang yang juga sering disebut-sebut sebagai perang akidah ini memberikan kemenangan besar bagi kaum Muslimin.
Sebelum Perang Badar terjadi, kaum Muslim Madinah dan penduduk Makkah sebenarnya sudah beberapa kali terlibat konflik bersenjata skala kecil. Ketegangan antara kelompok masyarakat di Makkah dan Madinah ini terjadi akibat serangan umat Islam di Madinah pada rombongan dagang kaum Quraisy.
Umat Islam Madinah yang sebelumnya berasal dari kaum Quraisy Makkah berpendapat, penyerangan terhadap rombongan dagang dari Makkah sah dilakukan karena kaum Quraisy Makkah telah mengusir mereka dan menjarah barang-barang yang mereka tinggalkan di Makkah.
Pada akhir 623 M, aksi penyerangan terhadap para pedagang Makkah ini makin sering dilakukan. Puncaknya, terjadi menjelang pertempuran Badar. Saat itu, umat Islam Madinah mendengar kabar mengenai rencana kedatangan kafilah dagang kaum Quraisy dari Syam, yang berada di bawah perlindungan pasukan Abu Sufyan bin Harb.
Mendapat informasi tersebut, sahabat Rasulullah SAW, Hamzah, meminta izin untuk membalas perlakuan orang kafir Quraisy. Saat itulah, turun ayat 39-40 surat Al Hajj yang memberikan izin pada kaum Muslimin untuk berperang jika mereka dizalimi. Mendapat wahyu ini, Rasulullah pun memimpin sendiri pasukannya untuk melakukan pengadangan.
Dengan pasukan yang terdiri atas 313 orang dan dua ekor unta, mereka menuju suatu tempat bernama Shafra ( di luar Kota Madinah). Namun upaya pencegatan pasukan Muslimin ini tercium oleh Abu Sufyan, sehingga dia mengambil rute kembali ke Makkah dengan melalui jalur tepi laut.
Sementara, kaum musyrikin Quraisy yang mendapat kabar rombongan Abu Sufyan dihadang pasukan Rasulullah mengirimkan bantuan dengan mengirim 1.000 orang. Pasukan ini dipimpin Abu Jahal.
Rasulullah SAW dan para saha bat yang mendapat kabar Abu Sufyan sudah sampai Makkah dan kaum Quraisy mengirimkan pasukan, tidak mengurungkan perjalanan. Tapi bertekad menghadapi pasukan yang dipimpin Abu Jahal.
Keteguhan hati umat Islam untuk bertempur melawan pasukan Abu Jahal yang lebih besar ini lah yang berbuah kemenang Terkait pertempuran ini, Allah SWT berfirman:
"Sungguh Allah telah menolong kamu dalam Peperangan Badar, padahal kamu adalah (ketika itu) orang-orang yang lemah. Karena itu, bertawakallah kepada Allah, supaya kamu mensyukuri-Nya. (Ingat lah), ketika kamu mengatakan kepada orang Mukmin, Apakah tidak cukup bagi kamu Allah membantu kamu dengan tiga ribu malaikat yang diturunkan (dari langit)? Ya (cukup), jika kamu bersabar dan bertakwa dan mereka datang menye rang kamu dengan seketika itu juga, niscaya Allah menolong kamu dengan lima ribu malaikat yang memakai tanda." (QS Ali Imran 123-125).