REPUBLIKA.CO.ID, KABUL — PBB mengecam aksi penyerangan terhadap sebuah rumah sakit bersalin di Kabul, Afghanistan, pada Selasa (12/5). Ia menyerukan agar para pelaku diadili dan menyampaikan belasungkawa kepada para korban.
Koordinator Kemanusiaan PBB di Afghanistan Toby Lanzer berang atas penyerangan Rumah Sakit Sad Bistar oleh sekelompok pria bersenjata. Hal itu karena target merupakan rumah sakit bersalin, dari 14 korban tewas, dua di antaranya adalah bayi yang baru saja lahir.
“Ini memunculkan keyakinan bahwa tindakan keji seperti itu dapat dilakukan ketika Afghanistan sedang dikoyak oleh pandemi Covid-19,” kata Lanzer, dikutip laman UN News.
Dia menegaskan bahwa warga sipil yang menerima perawatan di rumah sakit, petugas kesehatan, infrastruktur medis, dan pekerja bantuan dilindungi Hukum Humaniter Internasional. “Pelanggaran harus diselidiki dan mereka yang berada di balik serangan itu dibawa ke pengadilan,” ujarnya.
Serangan terhadap Rumah Sakit Sad Bistar terjadi hanya beberapa jam setelah ledakan bom bunuh diri di sebuah prosesi pemakaman di Nangarhar. Sedikitnya 24 orang tewas dalam insiden tersebut.
Belum ada pihak atau kelompok yang mengklaim bertanggung jawab atas serangan-serangan tersebut.