Rabu 13 May 2020 14:17 WIB

Stok Labu Darah di PMI Sukabumi Kosong

Kegiatan donor darah massal terpengaruh dampak Covid-19 dan bulan puasa.

Rep: Riga Nurul Iman/ Red: Andi Nur Aminah
 Petugas merapikan labu darah dari pendonor di Kantor Palang Merah Indonesia (ilustrasi)
Foto: Republika/Raisan Al Farisi
Petugas merapikan labu darah dari pendonor di Kantor Palang Merah Indonesia (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Jumlah stok labu darah di Unit Transfusi Darah ( UTD) Palang Merah Indonesia (PMI) Kabupaten Sukabumi mengalami kekosongan. Hal ini karena terpengaruh dampak Covid-19 dan bulan puasa. "Pada saat pandemi Corona ini kegiatan donor darah massal memang jarang dilakukan," ujar Kabid Pencarian Pelestarian Donor Darah Sukalera (P2DDS) UTD PMI Kabupaten Sukabumi Agus Sutisna kepada Republika, Rabu (13/5).

Kegiatan donor darah secara massal yang mengumpulkan banyak orang tidak boleh dilakukan pada masa pembatasan sosial berskala besar (PSBB). Menurut Agus, bagi warga yang ingin membutuhkan labu darah maka harus membawa donor keluarga. Sebab jika tidak membawa donor keluarga maka tidak bisa mendapatkan labu darah.

Baca Juga

Menurut Agus, biasanya stok darah dipasok ke sejunlah rumah sakit seperti RSUD Sekarwangi Kecamatan Cibadak. Hal ini karena di rumah sakit itu tersedia bank darah. Agus menerangkan, ditundanya donor darah massal karena akan mengumpulkan banyak orang. Hal ini dinilai rawan dalam penyebaran Corona.

Oleh karenanya ungkap Agus, PMI membuat terobosan agar donor darah tetap bisa dilakukan. Misalnya dengan merencanakan agar Bupati Sukabumi mengeluarkan instruksi agar pendonor dari instansi pemda donor darah dengan bergantian ke PMI.

Sehingga kata Agus kegiatan donor darah dapat terus dilakukan untuk memenuhi kebutuhan warga. Terlebih permintaan pasien atas labu darah berpotensi meningkat karena kasus DBD.

Agus menerangkan, per harinya permintaan labu darah per bulannya mencapai 1.500 kantong darah. Namun pada saat ini permintaan labu darah juga berkurang setengah menjadi 700 kantong darah per bulan.

Lebih lanjut Agus menuturkan, penurunan ini karena berkurangnya permintaan dari rumah sakit. Namun berkurangnya permintaan juga masih sulit dipenuhi karena stok labu darah yang kosong.

 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement