Rabu 13 May 2020 14:59 WIB

TV Jepang Terpaksa Re-Run Serial Kartun Terpanjang di Dunia

'Sazae-san' mengalahkan 'The Simpsons' sebagai serial animasi terpanjang di dunia.

Rep: Shelbi Asrianti/ Red: Reiny Dwinanda
Serial animasi Jepang Sazae-san telah tayang sejak 1969. Kini, Fuji Television Network terpaksa memutar ulang episode lawas akibat terhentinya proses produksi selama pandemi Covid-19.
Foto: Youtube
Serial animasi Jepang Sazae-san telah tayang sejak 1969. Kini, Fuji Television Network terpaksa memutar ulang episode lawas akibat terhentinya proses produksi selama pandemi Covid-19.

REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Serial animasi televisi produksi Jepang yang memegang rekor terpanjang di dunia, Sazae-san, kini terdampak adanya pandemi Covid-19. Mulai pekan depan, jutaan penggemar acara kartun itu harus puas dengan tayangan ulang alias re-run.

Fuji Television Network mengumumkan kabar tersebut pada Ahad (10/5). Penayangan ulang episode lama dilakukan akibat proses produksi terimbas corona. Juru bicara Fuji TV, unit dari Fuji Media Holdings Inc, mengatakan ini re-run yang berlangsung kali kedua.

Baca Juga

Sazae-san mengudara setiap Ahad sejak 1969, bercerita tentang suka duka ibu rumah tangga bernama Sazae dan keluarganya. Sebelum ini, sempat pula ada re-run pada Februari 1975 akibat ekonomi global yang kala itu terimbas krisis harga minyak.

Alur ceritanya yang menarik masih membuat Sazae-san digemari penonton. Menurut prediksi sejumlah pihak, tayangan berdurasi 30 menit setiap Ahad pukul 18:30 itu dapat menarik sekitar 10 persen dari pemirsa televisi.

Acara kartun tersebut diadaptasi dari komik strip empat bingkai karya mendiang Machiko Hasegawa. Pada 2013, Rekor Dunia Guinness menetapkannya sebagai serial animasi terpanjang di dunia, melebihi rekor serial kartun Amerika Serikat The Simpsons.

Covid-19 tidak hanya mengimbas anime alias animasi Jepang. Sabtu silam, publikasi manga (komik Jepang) Big Comic mengumumkan serial Golgo 13 akan hiatus untuk pertama kalinya sejak 52 tahun terakhir karena corona menyulitkan proses pembuatannya.

Jika dibandingkan negara lain secara internasional, Jepang memiliki jumlah kasus positif corona dan tingkat kematian yang terbilang rendah. Meski demikian, perekonomian di negeri bunga sakura itu sangat terpukul oleh dampak global akibat pandemi.

Perekonomian Jepang diperkirakan akan mengalami resesi di kuartal kedua tahun ini. Awal Mei, pemerintah memperpanjang keadaan darurat negara tersebut hingga akhir bulan sebagai upaya membendung penyebaran virus corona, dikutip dari laman CNA Lifestyle.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement