Rabu 13 May 2020 15:53 WIB

BNPB: Covid-19 Lari Lebih Cepat dari Kecepatan Menangani

Pengumpulan data seperti jumlah penderita Covid-19 sangat penting.

Petugas medis merapikan sampel lendir saat tes swab Covid-19. (Ilustrasi)
Foto: ABDAN SYAKURA/REPUBLIKA
Petugas medis merapikan sampel lendir saat tes swab Covid-19. (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Pusat Pengendalian Operasi BNPB Bambang Surya Putra mengatakan pengumpulan data sangat penting dilakukan untuk memenuhi kebutuhan di lapangan secara cepat dan tepat. Dengan demikian, penanganan wabah Covid-19 menjadi lebih cepat teratasi.

"Karena kita bersaing cepat-cepatan sama Covid-19. Covid-19 ini larinya lebih cepat dari kecepatan kita menangani," katanya dalam konferensi pers di Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Jakarta, Rabu (13/5).

Baca Juga

Ia mengatakan data dan informasi tentang jumlah penderita Covid-19 di lapangan sangat diperlukan untuk bisa memenuhi kebutuhan dan suplai secara tepat. "Karena apapun yang terkait dengan informasi dan data akan mempengaruhi keputusan dan akan mempengaruhi sebuah operasi penanggulangan bencana Covid-19 ini," katanya.

Pada awal terjadinya bencana Covid-19 di Indonesia, ia mengakui bahwa operasional penanggulangan COVID-19 lebih banyak dilakukan di Pemerintah Daerah (Pemda). Sementara Pemda dan Gugus Tugas tidak serta merta siap dengan komunikasi data yang cepat.

"Pada saat itu memang semua masih kaget. Semua orang pada saat itu fokusnya pada penanganan," katanya.

Untungnya, kata dia, penanganan dapat cepat dilakukan. Namun, data juga diharapkan dapat cepat diterima sehingga tim penanggulangan dapat memperhitungkan kebutuhan secara tepat.

"Jadi harapannya datanya cepat, supaya kita tahu rumah sakit mana yang butuh APD lebih banyak dan juga butuh reagen atau butuh lainnya," katanya.

"Jadi ketika kita lambat maka penanganannya tentunya akan berpengaruh," kata dia lebih lanjut.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement