REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Meski sedang menjalani ibadah puasa Ramadhan, Muslim Inggris bernama Haroon Mota berlari sejauh 260 km untuk menggalang dana untuk membantu negara-negara yang terdampak oleh Covid-19. Seluruh dana bantuan yang terkumpul akan diberikan kepada organisasi amal yang dikelola Muslim Inggris, Penny Appeal.
Saat ini, Penny Appeal memiliki program respons kedaruratan yang membantu orang-orang kurang mampu di berbagai belahan dunia selama pandemi Covid-19. Mota berharap bisa mengumpulkan dana sebesar 25 ribu euro dari kegiatan berlari sejauh 260 km yang dia lakukan.
Sejauh ini, Mota sudah berhasil mengumpulkan setengah dari target tersebut. Dana bantuan ini akan disalurkan kepada orang-orang yang berada di negara-negara sangat terdampak akibat pandemi Covid-19, seperti negara yang sedang menghadapi perang, krisis, dan perpindahan massa.
Selain itu, dana bantuan juga akan disalurkan untuk orang-orang yang hidup di kamp pengungsian. Pengungsi dinilai tidak mampu melindungi diri sendiri dan kehidupan mereka sanagt bergantung pada bantuan kemanusiaan. Selain membantu orang di berbagai negara, dana bantuan yang dikumpulkan Mota juga akan disalurkan untuk mereka yang membutuhkan di Inggris.
Mulanya, Mota berencana untuk mengikuti empat kegiatan maraton dunia besar dalam waktu lima pekan. Namun, rencana ini ditunda karena kegiatan Berlin Marathon dibatalkan akibat pandemi Covid-19 dan beberapa kegiatan lain mengalami penundaan.
Mota lalu mengubah rencananya dan melakukan misi berlari untuk penggalangan dana demi membantu orang-orang yang terdampak pandemi Covid-19. Dengan rencana yang baru, Mota memasang target untuk berlari sejauh 260 km secara bertahap selama Ramadhan.
Dalam satu hari, Mota harus berlari dengan jarak tempuh rata-rata sejauh 8,7 km. Dengan melakukan ini, Mota diperkirakan akan mencapai target berlari sejauh 260 km pada akhir bulan.
Meski sedang menjalankan puasa, Mota tidak berencana untuk mengambil jeda istirahat. Setiap hari, Mota memasang target untuk berlari sejauh 10 km tanpa ada hari libur.
Berlari dalam kondisi berpuasa tentu bukan hal yang mudah, karena tubuh akan mengalami kelelahan dan dehidrasi. Untuk menyiasati hal ini, Memilih untuk berlari di sore hari ketika cuaca terasa lebih sejuk. Dengan begitu, setelah selesai berlari Mota bisa segera beristirahat.
"Berlari saat Ramadhan merupakan tantangan karena Anda berpuasa selama 16 jam setiap hari, dari subuh hingga terbenam matahari," ujar Mota, seperti dilansir laman Metro.
Puasa dimulai sekitar jam 04.00 subuh di Inggris. Oleh karena itu, kadar cairan di dalam tubuh Mota saat berlari di sore hari sudah dalam kondisi yang menurun.
"Saya merasa haus ketika berlari, tapi saya terus mengingat jutaan orang yang tidak memiliki akses terhadap air bersih, dan itu memotivasi saya untuk terus mendorong diri saya," kata Mota.
Mota mengatakan, keputusannya untuk berlari adalah bentuk solidaritasnya untuk jutaan orang yang terpaksa harus meninggalkan rumah mereka karena situasi yang tidak kondusif di negara asal. Mereka terpaksa harus memulai hidup yang baru di tengah keterbatasan.
"Saya memikirkan semua orang yang harus meninggalkan rumah mereka. Saya memilih untuk berlari, tapi mereka tidak memiliki pilihan," ujar Mota.