Kamis 14 May 2020 01:20 WIB

Peneliti Inggris Coba Pecahkan Misteri Genetik Virus Corona

Peneliti akan membandingkan kode genetik pasien corona yang sakit berat dan ringan.

Rep: Rizkyan Adiyudha/ Red: Reiny Dwinanda
Rantai DNA buatan. (ilustrasi). Peneliti di Inggris tengah mencoba memetakan genom virus corona tipe baru, SARS-CoV-2 yang tengah menghantui dunia.
Foto: GIZMODO
Rantai DNA buatan. (ilustrasi). Peneliti di Inggris tengah mencoba memetakan genom virus corona tipe baru, SARS-CoV-2 yang tengah menghantui dunia.

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Peneliti di Inggris tengah mencoba memetakan genom virus corona tipe baru, SARS-CoV-2 yang tengah menghantui dunia. Mereka mencoba menjawab pernyataan mengapa sebagian orang bisa meninggal akibat infeksi virus  penyebab Covid-19, sementara separuh lainnya lagi terpapar tanpa gejala.

"Kami berpikir bahwa tentu ada petunjuk dalam genom yang akan membantu kita mengerti bagaimana penyakit itu membunuh pasien," kata ketua tim riset dari Universitas Edinburgh, Kenneth Baillie, kepada Reuters, Rabu (13/5).

Baca Juga

Baillie mengatakan, para ilmuwan di seantero Inggris akan mengurutkan kode genetik dari pasien yang jatuh sakit kritis akibat Covid-19. Hasil itu akan dibandingkan dengan urutan genom pasien infeksi yang sakit ringan atau tidak sakit sama sekali.

Baillie mengatakan, sampel genom akan diambil dari 20 ribu pasien yang saat ini atau sebelumnya telah menjalani perawatan intensif di rumah sakit. Sementara 15 ribu sampel lainnya akan didapatkan dari pasien Covid-19 dengan gejala ringan.

Menurut Baillie, para peniliti mengakui bahwa saat ini mereka masih minim pengetahuan terkait virus yang pertama kali muncul di Wuhan, China tahun lalu itu. Ia mengatakan, peneliti mengaku keheranan mengapa virus tersebut bisa mematikan bagi sebagian orang.

Baillie menjelaskan, genom adalah set lengkap asam deoksiribonukleat (DNA) organisme. Manusia diketahui memiliki sekitar tiga miliar pasangan dasar DNA. Tetapi membandingkan mereka bisa jadi sulit menyusul ada sekitar empat hingga lima juta perbedaan antara dua orang sehingga para ilmuwan membutuhkan sampel besar.

"Kami tidak tahu pada tingkat mekanistik, pada tingkat molekul dan sel, apa peristiwa yang sebenarnya menyebabkan orang sakit dan mati karena penyakit ini," katanya.

Baillie berharap, dengan membaca seluruh genom akan dapat mengidentifikasi variasi yang memengaruhi respons terhadap Covid-19. Dia mengatakan, hal itu diharapkan juga akan menemukan terapi baru yang dapat mengurangi bahaya, menyelamatkan nyawa, hingga mencegah wabah di masa depan.

Menteri Kesehatan Inggris Matt Hancock meminta siapapun yang bersedia untuk mendaftar ke dalam program tersebut. Dia mengatakan, hal tersebut dibutuhkan guna membangun gambaran ilmiah dari virus yang sudah tersebar saat ini.

"Jika Anda diminta untuk mendaftar ke uji coba genomik yang sedang dijalankan oleh Genomics Inggris, maka silakan lakukan, karena dengan begitu kita dapat memahami tautan genetik," katanya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement