Kamis 14 May 2020 01:27 WIB

Olimpiade Diundur, Mo Farah Optimistis Pertahankan Gelar

Farah sempat pensiun dari atletik trek pada 2017 dan beralih ke maraton jalanan.

Pelari Muslim Inggris, Mo Farah
Foto: Reuters
Pelari Muslim Inggris, Mo Farah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pelari berkebangsaan Inggris Mo Farah optimistis dapat mempertahankan gelar juara di nomor 10.000 meter pada Olimpiade Tokyo yang akan diselenggarakan pada 2021. Pelari berusia 37 tahun itu merasa diuntungkan dengan diundurnya Olimpiade Tokyo 2020, sehingga ia memiliki waktu kurang lebih 20 bulan untuk berlatih sekaligus meningkatkan fokus jelang perhelatan akbar tersebut.

Farah sempat pensiun dari atletik trek pada 2017 dan beralih ke maraton jalanan. Namun pada November 2019 lalu, Farah memutuskan kembali lagi ke atletik trek untuk merebut satu gelar juara terakhir.

Baca Juga

“Penundaan Olimpiade Tokyo itu sebetulnya menguntungkan buat saya. Saya punya waktu sekitar satu tahun untuk berlatih di trek sekaligus mempersiapkan diri dengan sebaik-baiknya sebelum Olimpiade itu dimulai,” kata Farah dikutip dari Reuters, Rabu (13/5).

Saat ini, Farah mengincar medali emas Olimpiade ketiga nomor lari 10.000 meter. Dua medali emas sebelumnya dimenangkan Farah pada Olimpiade London 2012 dan Olimpiade Rio 2016. Selain itu, di dua olimpiade tersebut, Farah juga sukses menyabet medali emas melalui nomor lari 5.000 meter.

Sementara itu, meskipun saat ini pusat-pusat kebugaran ditutup dan olahraga lari di luar rumah juga dibatasi akibat pandemi COVID-19, Farah memanfaatkan momen tersebut untuk berkumpul bersama keluarga dan melakukan latihan ringan.

“Akibat pandemi Covid-19, saya tidak bisa pergi ke gym, tidak bisa mengikuti perlombaan dan tidak bisa latihan seperti biasanya,” ujar Farah.

“Saya beruntung karena masih punya alat treadmill di rumah, jadi bisa latihan sendiri. Selain latihan, saya juga banyak menghabiskan waktu bersama anak-anak,” sambung Farah.

Tak berhenti di situ, selama pandemi, Farah juga melakukan berbagai kegiatan amal.

“Secara mental, kita harus tetap berpikir positif. Selama kita bisa berpikir positif, maka semuanya akan terasa lebih mudah. Saat ini, banyak orang hidup dalam kesulitan, tidak bisa keluar rumah dan terpaksa tinggal di dalam rumah yang sempit. Saya bersyukur tidak menghadapi kondisi seperti itu,” ungkap Farah.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement