Kamis 14 May 2020 10:34 WIB

Terkoreksi, Rupiah Melemah ke Posisi Rp 14.933 per Dolar AS

Pernyataan Ketua The Fed memberikan sentimen negatif ke rupiah.

Petugas menunjukkan uang rupiah dan dolar AS di salah satu gerai penukaran mata uang asing. ilustrasi
Foto: RENO ESNIR/ANTARA FOTO
Petugas menunjukkan uang rupiah dan dolar AS di salah satu gerai penukaran mata uang asing. ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Kamis (14/5) pagi terkoreksi pasca Ketua Federal Reserve (Fed) Jerome Powell menepis opsi bank sentral akan mengambil kebijakan suku bunga negatif

Pada pukul 9.40 WIB rupiah melemah 68 poin atau 0,46 persen menjadi Rp 14.933 per dolar AS dari sebelumnya Rp 14.865 per dolar AS. "Sentimen negatif kelihatannya masih membayangi pergerakan pasar setelah Gubernur (Ketua) Bank Sentral AS Jerome Powell mengungkapkan pandangannya bahwa perekonomian masih bisa memburuk ke depannya dan memerlukan stimulus tambahan," kata Kepala Riset dan Edukasi Monex Investindo Futures Ariston Tjendra di Jakarta, Kamis (14/5).

Baca Juga

Selain itu, lanjut Ariston, Jerome Powell juga menepis dukungan The Fed terhadap suku bunga negatif atau di bawah nol persen. "Hal di atas bisa mendukung penguatan dolar AS di sesi Asia hari ini sebagai aset safe haven," kata Ariston.

Menurut Ariston, rupiah mungkin bisa melemah terhadap dolar AS, namun tekanan terhadap rupiah mungkin tidak besar karena banyak investor masih yakin dengan perekonomian Indonesia terbukti dengan tingginya minat terhadap Surat Utang Negara (SUN)

Ariston memperkirakan rupiah hari ini akan melemah dengan potensi pergerakan di kisaran Rp 14.800 per dolar AS sampai Rp 15.000 per dolar AS. Pada Rabu (12/5) lalu, rupiah ditutup menguat 40 poin atau 0,27 persen menjadi Rp 14.865 per dolar AS dari sebelumnya Rp 14.905 per dolar AS.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement