REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk mencatatkan laba secara konsolidasian sebesar Rp 8,17 triliun pada kuartal satu 2020. Pertumbuhan ini didorong oleh penyaluran kredit tumbuh 10,05 persen menjadi Rp 930,73 triliun.
Direktur Utama BRI Sunarso mengatakan perseroan berupaya menyelamatkan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) di Indonesia. "Kinerja BRI stabil di tengah terpaan wabah pandemi Covid-19 dan BRI juga akan fokus pada penyelamatan UMKM di Indonesia," ujarnya saat paparan kinerja virtual, Kamis (14/5).
Menurutnya komposisi kredit UMKM dibanding total kredit mengalami peningkatan dari 77,37 persen pada kuartal satu 2019 menjadi 78,31 persen pada kuartal satu 2020. Hal ini menjadi salah satu bentuk upaya perseroan sebagai langkah countercyclical terhadap UMKM agar roda perekonomian terus berputar.
“BRI mampu tetap tumbuh melalui selective growth dan prudent dalam menyalurkan fasilitas pinjaman. Hal ini tercermin dari pengelolaan rasio kredit bermasalah pada akhir Maret 2020 NPL sebesar tiga persen jauh di bawah batas maksimal NPL yang ditetapkan regulator sebesar lima persen,” jelasnya.
Pada sisi Dana Pihak Ketiga (DPK), hingga akhir kuartal satu 2020 sebesar Rp 1.029,00 triliun atau naik sebesar 9,93 persen secara year on year (yoy). Angka ini juga masih di atas pertumbuhan DPK industri perbankan nasional pada Maret 2020 sebesar 9,54 persen.
Kemudian dana murah atau CASA masih mendominasi portofolio simpanan BRI, mencapai 55,90 persen dari total DPK atau senilai Rp 575,18 Triliun.
“Di tengah kondisi yang sedemikian menantang, dengan fokus pada kesehatan aset produktif, secara konsolidasian BRI mampu mencetak laba Rp 8,17 triliun dengan aset mencapai Rp 1.358,98 triliun hingga akhir kuartal satu 2020,” ucapnya.