Kamis 14 May 2020 11:24 WIB

Rencana Aneksasi terhadap Tanah Palestina adalah 'Bencana'

Yordania menyebut rencana untuk mencaplok bagian-bagian Tepi Barat sebagai 'bencana'

Rep: Anadolu Agency/ Red: Christiyaningsih
Ilustrasi kawasan tepi barat Palestina. Yordania menyebut rencana untuk mencaplok bagian-bagian Tepi Barat sebagai 'bencana'. Ilustrasi.
Foto: EPA-EFE/ ALAA BADARNEH
Ilustrasi kawasan tepi barat Palestina. Yordania menyebut rencana untuk mencaplok bagian-bagian Tepi Barat sebagai 'bencana'. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, AMMAN - Yordania pada Rabu memperingatkan Israel terkait rencana untuk mencaplok bagian-bagian Tepi Barat yang diduduki, negara tersebut menggambarkan langkah itu sebagai sebuah "bencana". Menteri Luar Negeri Yordania Ayman Safadi melakukan pembicaraan via telepon dengan sejawatnya dari Spanyol Arancha González.

Menurut pernyataan Kementerian Luar Negeri Yordania, percakapan via telepon itu membahas perkembangan Palestina dan dampak ekonomi dan sosial dari pandemi virus corona. Kedua menlu sepakat terhadap penolakan langkah Israel untuk mencaplok wilayah Palestina yang diduduki yang melanggar hukum internasional, sebuah langkah yang merusak solusi dua negara, kata pernyataan itu.

Baca Juga

"Setiap keputusan Israel untuk mencaplok permukiman Palestina, Lembah Yordania, dan utara Laut Mati di Palestina yang diduduki akan menjadi bencana besar dan akan membunuh segala kemungkinan untuk mencapai perdamaian yang adil," kata Safadi.

Israel diperkirakan akan melakukan aneksasi pada 1 Juli, sebagaimana disepakati antara Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dan kepala Partai Biru dan Putih Benny Gantz. Para pejabat Palestina telah mengancam untuk menghapuskan perjanjian bilateral dengan Israel jika itu melanjutkan rencana aneksasi, yang akan merusak solusi dua negara.

Presiden AS Donald Trump mengumumkan apa yang disebut sebagai rencana perdamaian Timur Tengah dalam “Kesepakatan Abad Ini”, yang secara luas dikritik sebagai upaya melegitimasi pendudukan Israel atas tanah-tanah Palestina. Otoritas Palestina mengatakan bahwa di bawah rencana AS tersebut, Israel akan mencaplok 30-40 persen tanah dari Tepi Barat, termasuk Yerusalem Timur.

Rencana itu telah menuai kecaman luas dari dunia Arab dan ditolak oleh Organisasi Kerja Sama Islam. Organisasi ini mendesak semua negara anggota untuk tidak terlibat dengan rencana ini atau untuk bekerja sama dengan pemerintah AS dalam mengimplementasikannya dalam bentuk apa pun.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement