Warta Ekonomi.co.id, Jakarta
Sandiaga Salahuddin Uno merupakan seorang pengusaha muda yang sukses dari berbagai sektor usaha. Insting dan kehebatannya sebagai pengusaha jelas tak perlu diragukan lagi. Terbukti dari Sandiaga Uno sempat menyabet gelar orang terkaya ke-37 di Indonesia versi majalah Forbes.
Pria kelahiran Pekanbaru, 28 Juni 1969 ini memulai kariernya setelah lulus dari Wichita States University di Amerika Serikat (AS) dengan menjadi seorang pegawai. Lulus dengan predikat summa cum laude, Sandiaga mengawali kariernya di Bank Summa pada tahun 1990.
Baca Juga: Prinsip Hidup Sandiaga Uno hingga Menjadi Pengusaha Sukses Kebanggaan Indonesia
Di sinilah, ia mendapatkan mentoring dari pemilik Bank Summa, William Soeryadjaya. Usai setahun, beliau mendapat beasiswa dari tempatnya bekerja untuk melanjutkan pendidikan di Universitas Washington George dengan IPK 4,00.
Berbekal gelar M.B.A dari George Washington University, AS pada tahun 1993, Sandi pun berkarier di Singapura sebagai manajer investasi pada perusahaan Seapower Asia Investment Limited. Pada tahun berikutnya, ia mengambil kesempatan bekerja di MP Holding Limited Group.
Hingga pada akhir 1995, Sandi didapuk sebagai Wakil Presiden Eksekutif di NTI Resources Ltd. Ia menikmati gaji sangat fantastis sebesar USD 8.000 per bulan yang jika dirupiahkan saat ini sekitar Rp112 juta rupiah perbulan.
Namun, akibat krisis moneter (krismon) di tahun 1997, perusahaan tersebut bangkrut sehingga Sandi harus rela kehilangan pekerjaan.
Selepas menjadi pengangguran, Sandi pun memilih kembali ke Indonesia. Ia pun mengambil langkah selanjutnya dengan mencari dan mendaftar pekerjaan baru, akan tetapi hasilnya nihil, usaha yang dilakukannya justru ditolak oleh 25 perusahaan.
Pengalaman buruk yang dialami ketika dia bekerja adalah pemicu yang membuatnya memilih menjadi seorang konsultan keuangan bersama dengan sahabatnya mendirikan usaha jasa konsultan. Namun lagi-lagi usahanya tak semulus yang dibayangkan.
Banyak calon klien yang memandang Sandi sebelah mata atas upaya dan kemampuannya hingga akhirnya setelah 6 bulan bersama dengan masa kesulitan, ada calon klien dari suatu perusahaan yang memercayai dan menggunakan jasanya. Pada tahun 1998 Sandi bersama dengan Edwin Soerjadjaja mendirikan Saratoga Capital yaitu perusahaan yang bergerak dalam bidang sumber daya alam dan infrastruktur.
Saratoga bekerja dengan cara mengumpulkan investasi untuk mengakuisisi perusahaan ‘sakit’, lalu membenahi kinerja perusahaan tersebut. Setelah kondisi perusahaan membaik, aset perusahaan dijual dengan harga lebih tinggi.
Bisnis Sandi mengelola Saratoga terbilang sukses. Dalam waktu 10 tahun, perusahaan tersebut berhasil mengambilalih 12 perusahaan, di antaranya yang berhasil dijual kembali adalah PT Dipasena Citra Darmaja, PT BTPN, serta PT Astra Microtronics.
Hingga saat ini Sandi menjabat sebagai CEO Saratoga Capital, pimpinan PT Adaro Energy Tbk, PT Tower Bersama Infrastruktur Group Tbk, dan juga pendiri PT Recapital Advisor.
Tahun 2007, majalah Globe Asia menobatkan Sandi sebagai orang terkaya di Indonesia No. 122 dengan perkiraan kekayaan sebesar Rp744 miliar. Sandiaga Uno memperoleh kekayaan sebesar itu melalui private equity firm yang didirikannya; yaitu Saratoga Capital yang didirikan pada tahun 1998.
Tahun 2011, Sandi juga didapuk sebagai orang terkaya No. 37 di Indonesia versi majalah Forbes dengan total kekayaan sebesar USD 660 juta atau Rp5,9 triliun. Tahun 2018, Sandi juga melaporkan kekayaannya dengan total kurang lebih Rp5 triliun.